NUNUKAN – Komandan Gugus Tempur Laut (Danguspurla) Koarmada II, Laksamana Pertama TNI, Deny Prasetyo, memimpin upacara serah terima personel Satuan Tugas Marinir Ambalat XVII dan Satgas Paska Ambalat, di lapangan Mako Satgasmar Ambalat Sei Bajo, Pulau Sebatik, Kamis (30/6).
Dalam upacara tersebut, Dansatgas Marinir Ambalat XVII Kapten. Mar. Cilvo Dwi Setiawan, menyerahkan panji komando kepada Dansatgas Marinir Ambalat XXVIII Kapten. Mar Andreas Manalu.
Sementara Dantim Paska Pamtas Ambalat/Balat Samodra-22, Letda laut (P) Efik Nurcahyono digantikan Letda Laut (P) Sigit Prajadi.
Pergantian personel dimaksud merupakan agenda rutin rotasi penugasan yang dilakukan setiap sembilan bulan.
‘’Para prajurit Marinir dan Kopaska, selalu bergantian dalam mengemban tugas Negara untuk pengamanan wilayah teritorial laut di pulau kecil terluar,’’ujar Deny dalam sambutannya.
Dia mengatakan, sebagai negara kepualauan, yang memiliki 1700 pulau yang terbentang dari Sabang hingga Merauke, adalah berkah luar biasa bagi Bangsa Indonesia.
Oleh karenanya, sudah menjadi tanggung jawab untuk mempertahankan kedaulatan, dari segala bentuk pelanggaran wilayah dan tindak pidana tertentu di laut, yang dilakukan oleh pihak asing.
Selain itu, keberadaan pulau kecil terluar, secara geografis memiliki nilai yang sangat strategis dalam menentukan garis batas Negara.
Sebab, pulau pulau kecil terluar yang tidak terjaga, dapat digunakan oleh pihak pihak tertentu, untuk melakukan kegiatan ilegal dan tindak terorisme.
‘’Marinir dan Kopaska, bertugas mengamankan pulau terluar untuk menjamin tidak hilangnya pulau secara fisik akibat abrasi, tenggelam, atau kesengajaan manusia,’’ lanjutnya.
Tingginya beban tanggung jawab
Kompleksnya persoalan perbatasan menjadi tantangan tersendiri bagi prajurit marinir dan kopaska dalam mengemban tugas.
Sebagai contoh, perbatasan laut Indonesia Malaysia di Perairan Karang Unarang dan Blok Ambalat, yang belum ada kesepatan mengenai perbedaan klaim batas yang berimbas pada aspek pertahanan dan keamanan Negara.
‘’Oleh karena itu, penugasan Satgasmar Ambalat dan Tim Paska Pamtas Ambalat ini memiliki nilai yang strategis bagi kepentingan nasional dalam menegakkan kedaulatan NKRI,’’ jelas Deny.
Deny berpesan bagi prajurit yang menggantikan Satgasmar sebelumnya, untuk selalu meningkatkan ketaqwaan, menorehkan prestasi, serta menjaga integritas dan soliditas di daerah operasi.
Personel yang baru bertugas, harus memiliki sinergitas yang baik dengan pemerintah setempat dan masyarakat perbatasan. Tidak boleh ada tindakan yang merugikan nama baik TNI AL.
‘’Utamakan keselamatan personel dan material tanpa mengorbankan pertimbangan taktis di lapangan. Awali dengan perencanaan dan persiapan matang, laporkan secara berjenjang dan ambil keputusan secara cepat dan tepat, sesuai situasi dan kondisi operasional di lapangan,’’ pesannya.
Sebagai informasi, setelah menyelesaikan misi dan melakukan alih kodal, Pasukan Satgasmar Ambalat XVII, akan segera bertolak ke Surabaya, menggunakan KRI Teluk Lampung – 540. (Dzulviqor)