NUNUKAN –Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Cabang Nunukan, Kalimantan Utara, membuka posko pengaduan untuk masyarakat yang merasa dirugikan akibat kondisi kelistrikan PLN yang sering byar pet.
Posko tersebut, terletak di depan Tugu Dwikora, (Alun Alun Nunukan). Hasil pengaduan konsumen akan dilampirkan untuk menggugat PLN ULP Nunukan, ke Pengadilan.
ketua Bidang Perguruan Tinggi dan Kepemudaan (PTKP) HMI Nunukan, Andi Baso, mengatakan, belum stabilnya distribusi listrik ke pelanggan, membuat mahasiswa dan masyarakat Nunukan mengalami krisis kepercayaan kepada Manager PLN ULP Nunukan, Ferry Kurniawan.
‘’Fenomena mati lampu PLN ini terlalu sering terjadi. Dalam catatan kami, sudah terjadi sejak tahun 2012 hingga belakangan ini. Kami HMI Nunukan juga sudah melaporkan dugaan maladministrasi dalam hal pelayanan listrik bagi masyarakat ke Ombudsman Kaltara,’’ ujarnya, Selasa (5/12/2023).
Lanjut Andi Baso, pihaknya telah melakukan aksi door to door, untuk mengumpulkan informasi kerugian materil maupun non materil akibat dari terjadinya pemadaman bergilir oleh PLN Nunukan.
Nantinya, dokumen laporan masyarakat tersebut, akan menjadi dokumen yang diteruskan pada Ombudsman, dan berlanjut pada gugatan bagi PLN ULP Nunukan ke Pengadilan.
‘’Sejak Posko dibuka selama dua hari ini, Alhamdulillah sudah ada puluhan masyarakat yang datang mengadukan buruknya pelayanan PLN. Aduan bersifat materiil maupun non materil. Masyarakat juga menyampaikan harapan agar aksi HMI dapat membantu untuk normalisasi listrik di Kabupaten Nunukan ini,’’ imbuhnya.
Selain itu, HMI Nunukan juga menitip pesan kepada awak media, dengan harapan kasus kelistrikan di Nunukan bisa menjadi perhatian khusus Menteri BUMN Erick Tohir.
Andi Baso juga menyayangkan statement Erick Tohir bahwa PLN Jantungnya Indonesia. Namun fakta di lapangan pelayanan listrik PLN di wilayah perbatasan, seperti dikesampingkan.
‘’Masa persoalan anjing dilempar ke buaya cepat menjadi atensi dari menteri BUMN, Bapak Erik Tohir, meski sebenarnya masalah itu diluar kapasitas beliau, tapi kondisi listrik yang merupakan gawean beliau, justru tidak diperhatikan karena kalah viral dengan kasus anjing kemarin,’’ sesalnya.
‘’Harapan kami, menteri BUMN, Bapak Erick Tohir, peka terkait dengan persoalan PLN di Nunukan yang sangat menggangu aktivitas masyarakat,’’ tegasnya.
Kondisi kelistrikan Nunukan memang terus menjadi sorotan. Meski PLN ULP Nunukan sudah mendatangkan dua unit PLTD dengan kapasitas 2 MW, dan menjamin surplus daya, ternyata byarpet masih terjadi di sejumlah tempat.
Hal tersebut, dikarenakan, suplay lsitrik Nunukan mengandalkan mesin LPTMG Sebaung. Jika mesin PLTMG gangguan, yang terjadi sering black out dan PLN lagi lagi menjadwalkan pemadaman bergilir.
‘’Kita segera menyongsong Ramadan, masyarakat Nunukan butuh jaminan kondisi listrik yang stabil. Selama ini, masyarakat banyak dirugikan dari kejadian listrik yang mati hidup, tapi kompensasi PLN tidak pernah kita dengar juga,’’ pungkasnya. (Dzulviqor)
