NUNUKAN– Operasional Kantor Palang Merah Indonesia (PMI) di Nunukan, Kalimantan Utara, terancam terhenti akibat utang RSUD Nunukan yang belum dibayar sejak 2023.
‘’Akibat utang RSUD Nunukan ke PMI, kita terancam tidak bisa membeli barang dari penyedia jasa/vendor alat-alat untuk donor darah. Saat ini utang kita di vendor cukup besar dan mengakibatkan kepercayaan vendor ke kita, berkurang,’’ ujar Ketua PMI Nunukan, Kaharuddin Tokkong, Selasa (11/6/2024).
Dia mengungkapkan, utang RSUD Nunukan kepada PMI sebesar Rp. 651 juta.
Dengan utang sebesar itu, PMI Nunukan juga sudah tidak nyaman untuk belanja sarana prasarana untuk kebutuhan donor darah. seperti regen, kantong darah, dan alat alat pendukung lain.
‘’Jadi karena RSUD berhutang ke PMI, kami juga ikutan utang ke vendor. Kalau saya tidak salah, besaran hutang PMI ke vendor sekitar Rp 300 jutaan,’’ imbuh Kahar.
Tak hanya dari sisi penyediaan sarana prasarana untuk Unit Donor Darah (UDD). Para petugas PMI juga terpaksa tidak menerima tunjangan.
Padahal, mayoritas mereka adalah tenaga honor, yang penggajiannya juga menggunakan standar gaji honorer, yang tentunya akan sangat kekurangan ketika tidak menerima tunjangan.
Kahar menegaskan, tunjangan gaji bagi para pegawai honor di PMI Nunukan, menjadi stimulan atau penyemangat kerja.
‘’Beberapa dari petugas honor kami ada yang memilih keluar, bekerja di Tarakan, KTT (Kabupaten Tana Tidung), mendaftar PPPK. Jadi kalau ditanya sejauh mana pengaruh tunggakan utang RSUD di PMI, cukup besar pengaruhnya,’’ tegas Kahar.
Lanjutnya, kegiatan pembinaan, untuk peningkatan kualitas mutu pelayanan, dan sumber daya manusia (SDM) juga tidak dapat dilakukan imbas dari utang RSUD Nunukan.
Sementara ini, untuk mengakali agar lemhaga sosial kemanusiaan ini tetap beroperasi melayani kebutuhan darah masyarakat, pihaknya terpaksa harus meminjam kantong darah ke PMI Tarakan.
Setelah uang tersedia, kantong darah dan sarpras lain yang dipinjam segera dikembalikan untuk menjaga kepercayaan tidak luntur.
‘’Ini masalah nyawa ya, jadi kita tidak boleh kosong darahnya. Mungkin darah kita tidak kosong, tapi ada suatu saat dimana ada pasien butuh darah golongan tertentu, atau pasien dengan keluhan trombosit. Itu yang kadang kita share di banyak medsos untuk mencarinya,’’ jelasnya.
Kahar berharap RSUD Nunukan bisa segera membayar utang, karena pembayaran tersebut, akan digunakan untuk operasional PMI dan menjamin pelayanan UDD, terus aktif.
‘’Pertama vendor sudah mulai distrust ke kami, yang kedua, tidak mungkin darah tidak dikantongi tabung darah. Kita butuh juga regen, kalau utang tidak segera terbayar, kita tidak tahu akan seperti apa. Pegawai PMI juga tunjangannya berbulan bulan belum dibayar,’ ’kata Kahar. (Dzulviqor)
