Connect with us

Hi, what are you looking for?

Olahraga

Nasib Taekwondo Nunukan, Cabor Penyumbang Emas Terbanyak yang Minim Perhatian Pemerintah Daerah

NUNUKAN – Sekitar 5 tahun, tepatnya sejak 2006 hingga 2021, atlet Taekwondo Nunukan kerap menorehkan prestasi gemilang dievent kejurda maupun kejurnas.

Sayangnya, nasib Taekwondo Nunukan tidak segemilang prestasinya. Sejak berdiri, sampai hari ini, kontribusi Pemerintah Daerah sangat minim.

Bahkan pembiayaan, ongkos transportasi, dan akomodasi atlet, pada setiap event kejuaraan, sebagian besar diakmodir oleh sang pelatih, Yudi Chandra.

‘’Bisa dikatakan setiap event Kejurda atau Kejurnas, saya selalu tombok tak kurang dari Rp 50 juta dari uang pribadi. Itupun sudah ada urunan para orang tua atlet sehingga beban saya lebih ringan,’’ ujar Yudi saat ditemui, Kamis (24/11).

Prestasi atlet Taekwondo Nunukan juga tidak diragukan. Tahun 2016, nama Khairul Adzan menorehkan namanya sebagai kampiun di PON Jawa Barat.

Setelah itu, pada 2018 di Kejuaraan Korea Open, atlet Nunukan kembali mendulang emas.

Prestasi mentereng Taekwondo Nunukan, berlanjut di Brunei Ambassador pada 2019. Di Negara Sultan Hasanul Bolkiah ini, Nunukan memboyong 15 medali emas.

Dan terakhir di Kejurnas yang diselenggarakan di Celebes, Palu, sebanyak 9 medali emas, dipersembahkan Nunukan setelah mengalahkan atlet dari berbagai nusantara.

‘’Kami sudah sangat terbiasa dengan kondisi begini. Saya selalu menekankan pada anak-anak terus berbuat untuk diri sendiri. Bertandinglah demi masa depan, prestasi kalian akan menentukan masa depan kalian,’’ kata Yudi.

Sempat down dan berniat menutup dojo

Yudi Chandra, memiliki basic sebagai atlet Taekwondo yang pernah bertanding membela Kalimantan Timur sampai 1997.

Kiprahnya bahkan sampai mancanegara. Malaysia, pernah mengontraknya menjadi pelatih selama 3 tahun, sampai Tahun 2000.

Kecintaannya terhadap Taekwondo ia bawa ke Nunukan, ke perbatasan RI – Malaysia. Tahun 2001 ia mulai melatih sejumlah anak di lapangan tenis di ruang terbuka sambil merintis usaha toko perlengkapan olahraga.

Baca Juga:  Cara Unik PBFI Nunukan Melatih Mental Atlet, Tampil di Acara Acara Perkawinan Masyarakat

‘’Kalau ingat perjuangan saya dari awal, dan telah mempersembahkan banyak medali emas, sementara perhatian pemerintah minim sekali, itu kadang kasihan anak-anak. Seringkali pikiran itu membuat saya down. Dimana peran pembinaan pemerintah? Bahkan tidak satupun perlengkapan Taekwondo dibantu Pemerintah. Baik Pemerintah Kabupaten atau Provinsi,’’ sesalnya.

Tidak ada yang salah dengan anggapan Yudi, meski persembahan medali emas sudah tidak terhitung banyaknya, seluruh fasilitas latihan, mulai dojo, perlengkapan latihan, dan alat detektor untuk sensor latihan sparing atlet, semua diusahakan dan milik Yudi pribadi.

Gedung dojo ukuran 10×50 meter dengan tiga lantai, dibangun lengkap dengan 10 kamar sebagai lokasi karantina atlet. Lantai ketiga, sengaja dibuat sarang walet, yang hasilnya sedikit banyak membantu kebutuhan atlet berlaga selama ini.

‘’Jadi itu yang kadang saya heran. Pemerintah dimana? Kok seakan hanya melihat saja?. Saya ini bukan orang pemerintahan. Saya sudah membina atlet sampai kejuaraan tertinggi yang bisa dicapai daerah, meski belum sampai Sea Games atau Olympiade. Setidaknya saya sudah bawa mereka ke PON dan bahkan luar negeri, yang tanggung jawabnya seharusnya sudah bukan kelas daerah. Itu yang kadang membuat saya ingin menutup saja dojo,’’ keluhnya.

Taekwondo menjadi akses pendidikan anak didiknya ke perkuliahan

Meski sempat down, Yudi mengaku mendapat kekuatan dari anak-anak didiknya di dojo.

Mayoritas anak didiknya adalah anak tidak mampu, yang sebagian ia rekrut saat berjumpa di jalan, atau mereka yang tertarik untuk bersekolah dengan jalur prestasi.

Sudah ada puluhan anak-anak Taekwondo Nunukan, melanjutkan sekolahnya yang sempat terputus, bahkan tidak sedikit yang kuliah di Semarang, Bandung dan Jakarta, menggunakan jalur prestasi.

Mereka berbekal medali yang mereka raih dari sejumlah ajang kejuaraan, dan Yudi akan memberi rekomendasi serta menghubungi temannya yang menjadi rektor atau dosen di sejumlah perguruan tinggi di Pulau Jawa.

Baca Juga:  Raih Juara II Bupati Bulungan Cup 2022, Atlet PBFI Nunukan Harus Terus Berbenah dan Optimis

‘’Kalau ditanya kenapa saya bertahan meski selalu merugi dan banyak keluar biaya pribadi untuk para atlet? Saya katakan saya tidak rugi. Memang kalau secara materi betul, tapi setelah mendengar kabar anak-anak didik masuk sekolah sampai kuliah pakai jalur prestasi, apa yang dibilang rugi, itu berubah jadi keuntungan. Inilah yang menguatkan saya, dan selalu membuat saya urung menutup dojo,’’ tegasnya.

Yudi masih sangat ingat, ada atlet Taekwondo nasional yang sejak SD ia masukkan sekolah, dan akhirnya menjadi orang melalui jalur prestasi.

Tahun 2010, ia bertemu dengan dua kakak adik yang mendorong gerobak berjualan sayur di jalanan.

Anak usia SD, tidak sekolah dan harus berpanas panas, pulang sore mencari nafkah sendiri itupun mengusik keingintahuannya.

Setelah bercerita panjang, anak tersebut ternyata korban broken home. Yudi merekrutnya dan melatihnya sampai ikut banyak ajang kejuaraan, sejak SD.

Kini, atlet wanita tersebut sudah berkiprah di Kalimantan Timur, dan kabar terakhir ia bekerja di salah satu Bank di wilayah Kaltim.

‘’Tidak usah disebut namanya, yang jelas dia sempat membela Kaltara, dan direkrut Kaltim sejak 2013. Adalah sebuah kebahagiaan, mengantarkan anak didik yang putus sekolah, akhirnya memiliki tujuan hidup. Itu keuntungan yang tidak masuk hitungan duniawinya disitu. Dan saya ingin tradisi itu berlanjut, lagi dan terus,’’ tegasnya.

Tetap semangat para atlet Taekwondo Nunukan !!!

Sebanyak 20 atlet Taekwondo Nunukan, segera diberangkatkan untuk ikut Kejurwil pertama di Banjarmasin, yang dijadwalkan 28 – 29 November 2022.

Keberangkatan kali ini, masih sama dengan sebelumnya, lagi dan lagi, Yudi mengeluarkan uang pribadi yang tidak sedikit, demi mengikutkan atletnya berlaga.

‘’Saya selalu katakan, berlatih yang serius, lalu bertandinglah seakan itu berjuang untuk masa depanmu. Ikuti insting bertarungmu dan buatlah dirimu bangga. Usaha tidak pernah mengkhianati hasil,’’ kata Yudi.

Baca Juga:  Babak Pertama, Saliwu FC VS Ikapi FC, Skor Imbang

Setelah berlaga di Kejurwil tersebut, para atlet Nunukan, masih bakal mengikuti turnamen Brunei Ambassador pada 22 Desember 2022 nanti.

Piala juara umum yang dipegang para atlet Nunukan, tentu saja mengharuskan mereka harus hadir dan berlaga mempertahankan gelar.

‘’Kita selalu usaha. Saya yakin niat baik, selalu ada jalan. Mohon doanya untuk perjuangan atlet kita, untuk masa depan anak-anak, dan untuk mengharumkan nama Nunukan sebagai perbatasan Negara,’’ kata Yudi. (Dzulviqor)

Loading

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Lainnya

Nunukan

NUNUKAN – Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang Nunukan, merilis hasil investigasi kasus hilangnya uang nasabah bernama Betris, senilai kurang lebih Rp. 384 juta, Selasa,...

Olahraga

NUNUKAN – Sabri, salah satu Atlet panjat tebing asal Nunukan, yang pernah meraih medali emas (perorangan) pada PON XVII 2012 di Riau, Perunggu (perorangan)...

Hukum

Menanggapi keterlibatan dua angotanya, Syaiful menegaskan, tidak ada toleransi bagi anggotanya yang terlibat penyalahgunaan narkoba.

Nunukan

NUNUKAN – Bank Rakyat Indonesia (BRI) menggelar senam sehat, bertajuk ‘Bilang aja gak terhadap kejahatan perbankan’, di halaman Kantor Cabang BRI, Jalan TVRI, Nunukan...