NUNUKAN – Nilai kerugian akibat banjir yang merendam enam kecamatan di Kabupaten Nunukan, pada awal Januari 2022 diperkirakan mencapai <span;>Rp.61.670.798.999.
Angka tersebut diungkapkan oleh <span;>Kasubid Rehabilitasi dan Rekontruksi pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, Mulyadi saat dikonfirmasi hari ini, Selasa (1/2/2022).
Menurutnya, nilai kerugian akiibat banjir pada tahun 2022 ini nyaris sama saat banjir yang terjadi pada tahun 2017 silam.
’Kalau 2021 kerugian sekitar Rp 5 miliar, untuk tahun ini Rp 60 miliar lebih, dan hampir sama dengan banjir 2017,’’ ujarnya.
Dia menjelaskan besarnya nilai kerugian, merujuk pada beberapa aspek yang berdampak langsung akibat banjir tersebut.
“Dihitung dari sejumlah aspek, mulai perumahan, pertanian, perkebunan, perdagangan serta sektor sosial,” jelasnya.
Sementara itu, sejumlah aspek yang terdampak akibat banjir, sesuai data yang dihimpun oleh BPBD Nunukan, sebagai berikut ;
1. Banjir berdampak langsung pada 2.235 kepala keluarga atau 15.083 jiwa.
2, Jumlah rumah penuduk yang mengalami kerusakan sebanyak 1.379 unit.
3. Bangunan sekolah yang rusak sebanyak 7 unit.
4. Tempat ibadah yang rusak sebanyak 16 unit.
5. Serta bangunan perkantoran yang rusak sebanyak 8 unit.
“Kalkulasi kerugian untuk sektor perumahan sebesar Rp. 2.500.000.000, sektor infrastruktur Rp. 46.515.298.999, sektor pertanian Rp. 375.000.000, sektor perdagangan 75.000.000 dan sektor sosial sebesar Rp. 12.205.500.000” rincinya.
Sebagaimana diketahui, musibah banjir telah merendam enam kecataman di Kabupaten Nunukan.
Kecamatan dimaksud yakni, Kecamatan Lumbis Hulu, Lumbis Pensiangan, Lumbis Ogong, Lumbis, Sembakung dan Sembakung Atulai. (Dzulviqor)