NUNUKAN – Angin kencang disertai hujan lebat yang terjadi di akhir Juli 2024, di dataran tinggi Krayan, Nunukan, Kaltara, menimbulkan sejumlah kerusakan parah, khususnya di Krayan Selatan.
Camat Krayan Selatan, Oktavianus Ramli, mengatakan, akibat terjangan angin kencang disertai hujan dan petir, sejumlah bangunan warga dan pepohonan, banyak yang roboh dan tumbang.
‘’Beberapa rumah, lumbung padi, kandang babi, kandang ayam roboh. Ternak banyak yang mati, apalagi ayam. Mati semua karena kandangnya roboh,’’ ujar Oktavianus, dihubungi melalui sambungan telepon, pada Rabu (31/7/2024) lalu.
Oktavianus, mengatakan, wilayah Krayan Selatan, mengalami dampak terburuk, akibat cuaca yang tak menentu tersebut.
Petugas kecamatan dan warga sedang melakukan pendataan berapa fasilitas yang rusak dan kalkulasi kerugian yang ditimbulkan.
‘’Datanya masih kita susun. Kita masih turun lapangan melakukan pendataan,’’ ujarnya lagi.
Sebelum terjangan angin kencang, wilayah Krayan Selatan juga dilanda banjir akibat curah hujan tinggi.
Sejumlah jembatan penghubung rusak, sehingga menjadi kendala dalam alokasi logistik, termasuk BBM untuk penerangan PLN.
‘’Ada mobil warga yang terperosok, ada kerbau yang hanyut tidak sempat diselamatkan,’’ imbuh Oktavianus.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, mencatat, musibah banjir yang terjadi, merusak areal persawahan masyarakat dengan luas total 15,25 Ha.
Terjadi pula kerusakan jembatan pada wilayah desa Long Layu sehingga akses jalan menuju Kecamatan Krayan Tengah, terputus.
Tak hanya itu, jaringan sarana air bersih masyarakat dilaporkan terputus
Banjir berdampak pada 238 keluarga yang terdiri dari 696 jiwa di enam desa.
Desa dimaksud antara lain, desa Pa’tera, desa Pa’Sing, desa Pa’Dalan, desa Long Budung, desa Long Pupung, dan desa Pa’Urang.
Sementara itu, bencana longsor juga terjadi di Desa Pa’idem Kecamatan Krayan Selatan, dan Desa Pa’Blaban Kecamatan Krayan Tengah.
Longsor tersebut, berdampak pada 246 KK dan 1166 jiwa dari 7 Desa, yakni, desa Long Pasia, desa Liang Lunuk, desa Long Birar, desa Pa’Kaber, desa Pa’Ibang, desa Pa’ Amai dan desa Pa’Upan.
Kasubid Rehabilitasi dan Rekontruksi pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan, Mulyadi, mengatakan, akibat longsor, akses transportasi antara Kecamatan Krayan Selatan dan Kecamatan Krayan Tengah terputus.
‘’Longsor juga mengakibatkan rusaknya jaringan irigasi persawahan masyarakat dengan luas total 34,30 Ha pada 7 desa yang dialiri jaringan irigasi tersebut. Selain itu, pasokan BBM serta kebutuhan lainnya yang seharusnya di datangkan dari daerah lain, ikut mandek,’’ jelasnya.
Dengan musim cuaca saat ini, potensi longsor bisa kembali terjadi. Potensi ini, menjadi ancaman terputusnya akses jalan dari Kecamatan Krayan Barat menuju Kecamatan Krayan Selatan.
‘’Jalan yang mengalami longsoran tersebut merupakan wewenang provinsi Kalimantan Utara,’’ kata Mulyadi.
BPBD Nunukan memberikan masukan dan saran kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, agar jembatan yang merupakan akses dari Kecamatan Krayan Barat menuju Kecamatan Krayan Selatan, agar dibangun permanen, ketimbang setiap tahun hanya mengeluarkan anggaran pemeliharaan saja.
‘’BPBD Nunukan juga memohon kepada Pemerintah Kabupaten agar segera menetapkan status kebencanaan. Supaya perbaikan infrastruktur akibat bencana, dapat segera terlaksana sesuai dengan kewenangan, mengingat terdapat beberapa desa yang terisolasi akibat hal tersebut,’’ kata Mulyadi. (Dzulviqor)