TARAKAN – Pemuda Katolik Kota Tarakan mengadakan audiensi dengan Kantor Kementerian Agama Kota Tarakan pada Kamis, 13 Juni 2024 bertempat di Ruang Pertemuan Kemenag Kota Tarakan.
Dalam pertemuan tersebut Ketua Pemuda Katolik, Frans Jefri menyampaikan apresiasi kepada Kemenag Kota Tarakan yang telah berperan dalam menjaga keharmonisan umat beragama di Kota Tarakan.
“Kita melihat program yang dibuat berfokus pada terciptanya perdamaian dan kerukunan umat beragama. Bahkan dalam tiap kesempatan Kemenag selalu menggaungkan tentang pentingnya moderasi beragama. Selain itu, juga selalu sigap dan tanggap dalam merespons isu- isu konflik di masyarakat. Tentu ini hal baik yg patut untuk kita apresiasi,” ujar Frans.
Dalam audiens itu, Frans meminta Kemenag, membentuk struktur Katolik di Kota Tarakan.
Menurutnya, hal itu selaras dengan amanat Konstitusi dan Undang- Undang.
“Ini sebagai bentuk perhatian dan kehadiran pemerintah di tengah- tengah umat Katolik,” katanya.
Permintaan senada juga disampaikan oleh tokoh Katolik Kota Tarakan yang turut hadir dalam audiens tersebut, antara lain Pastor Antonius Andri Atmaka, OMI dan Pastor Xaverinus Mandut, Pr.
Mereka menegaskan, sudah sepantasnya struktur Katolik terbentuk di Kemenag Tarakan.
Mengingat pertumbuhan umat Katolik di Kota Tarakan terus mengalami peningkatan.
“Kehadiran penyelenggara Katolik di Kota Tarakan akan sangat membantu kami baik itu dalam melaksanakan kegiatan pembinaan iman umat maupun dalam kegiatan- kegiatan keagamaan yang kami laksanakan,” kata mereka.
Sementara itu, Kepala Kemenag diwakili oleh PLH Otto Simon Tanduk, M. Th yang didampingi oleh PLH Kasubag umum Mohd Nurkipli, S.Kom menyambut baik kedatangan kunjungan tersebut.
Ia menyampaikan bahwa selama ini pembinaan agama Katolik dilaksanakan oleh pegawai yang beragama Katolik. “Memang kendala kita adalah terkait regulasi. Yang menentukan struktur itu dari pusat, jadi kita di daerah mengikuti aturan dari pusat,” jelas Otto.
Kendati demikian, Otto mengatakan, pihaknya akan mengusulkan secara berjenjang terkait harapan yang diuraikan dalam pertemuan itu.
“Apalagi Kota Tarakan inikan adalah miniatur Kaltara belum lagi melihat pertumbuhan umat Katolik di Kota Tarakan sudah layak untuk ada struktur penyelenggara Katolik,” tutup Otto. (Dzulviqor)
