NUNUKAN – Dinas Pertanian Nunukan, menyatakan kendala penyaluran hasil pertanian beras adan Krayan, ke sejumlah wilayah di Kabupaten Nunukan, meski produksi komoditi tersebut mengalami surplus.
’Untuk mendatangkannya ke Nunukan, dibutuhkan pesawat dengan biaya Rp. 3500 per Kg. Makanya beras Krayan larinya ke ekspor, dikirim ke Malaysia, Brunei dan lainnya,’’ ujar Kepala Dinas Pertanian, Nunukan, Mukhtar, Sabtu (22/10).
Alasan tersebut, membuat pangsa pasar beras adan khas Krayan adalah luar negeri.
Kata Mukhtar, aroma khas dan rasa padi organik yang unik, bahkan digemari Sultan Brunei Darussalam.
‘’Saking melimpahnya beras di Krayan, gudang-gudang mereka penuh. Sampai ketika mereka mendapat musibah banjir dan longsor, mereka menolak bantuan beras dari Pemerintah, minta diuangkan saja. Mereka tidak butuh beras karena beras mereka jauh lebih enak dan stok berlimpah,’’ kata Mukhtar.
Lanjut Mukhtar, dataran tinggi Krayan adalah wilayah swasembada beras. Masyarakat di sana, memanfaatkan Dana Desa untuk menggarap dan memperluas area garapan mereka.
“Sejumlah desa, memprogramkan meminjamkan alat berat selama 6 jam untuk masing-masing KK, dengan tujuan mensejahterakan masyarakat dan menambah jumlah produksi padi,” imbuhnya.
Sayangnya, Dinas Pertanian Nunukan, belum memiliki catatan spesifik berapa jumlah padi adan yang diekspor dalam sekali panen. (Dzulviqor).
