Connect with us

Hi, what are you looking for?

Hukum

Sejumlah Oknum Polisi Diduga Melakukan Penganiayaan.

NUNUKAN – Sejumlah oknum Polisi diduga melakukan penganiayaan terhadap seorang pemuda berinisial R (21) warga Jalan Antasari Baru Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara, Sabtu (26/12/2021) lalu.

Akibat penganiayaan tersebut, R menderita luka pada tangan kiri, dan terdapat sejumlah luka lebam pada tubuhnya.

‘’Perut bagian dalam terasa ngilu kalau dipakai gerak, saya dipukuli dari malam sampai jam enam pagi,’’ujar R saat ditemui, Selasa (29/12/2021).

Menurut R, ihwal penganiayaan bermula dari sebuah insiden di depan toko Naufal, Jl. Tien Soeharto, tempat dia bekerja.

Saat itu, dia meneriaki sambil melambaikan tangan kepada pengendara motor yang dikira temannya.

Selanjutnya, teriakan yang disertai lambaian tangan tersebut dianggap tantangan, sehingga terjadi cekcok mulut yang berujung pemukulan.

‘’Awalnya yang bawa motor suruh saya duel dengan yang diboncengnya. Tapi karena perawakannya kecil, dia suruh saya lawan dia saja. Saya emosi, langsung saja saya hantam pelipisnya,’’ tuturnya.

Bukannya mendapat perlawanan, korban pukulan hanya memberikan ancaman dan meminta R menunggu di lokasi tersebut.

Tak lama kemudian, datang sekitar 5 orang yang langsung mengeroyok R.

Dia mengaku, diseret ke tengah jalanan aspal, disuruh tiarap dan diminta menengadah.

Saat bersamaan, dia melihat sepucuk pistol ditodongkan ke kepalanya.

‘’Kepala saya ditodong dan dipukul pakai pistol. Disitu saya tahu yang saya pukul ternyata polisi,’’ katanya.

Peristiwa penganiayaan berlanjut, dia dibawa menggunakan sepeda motor ke sebuah kos-kosan di wilayah Pasar Baru, Nunukan.

Ditempat itu, sudah ada teman orang yang mengeroyoknya, bahkan jumlah mereka bertambah setelah beberapa orang yang diduga berasal dari asrama polisi juga datang ke kos dimaksud.

Dugaan tersebut, karena salah seorang dari mereka adalah teman R, yang tinggal di asrama polisi.

Baca Juga:  Bayar Denda Cukai Rp 111 juta, Dua Pelaku Pengedar Rokok Arrow Palsu Dibebaskan

Dia menuturkan, temannya yang dia kenal berinisial S tersebut, terkejut melihat dirinya babak belur, dan berusaha menengahi dan melerai.

Namun, upaya S untuk melerai tak diindahkan oleh teman-temannya.

‘’Pintu dikunci dari dalam, dan saya jadi bulan bulanan lebih dari sepuluh orang. Tidak ada artinya saya teriak minta ampun meski darah sudah keluar dari mulut dan hidung saat itu. Sebisa mungkin saya melindungi wajah dengan kedua tangan sampai biru dan membengkak,’’ lanjut R.

Ia juga dijambak dan rambutnya dicukur menggunakan pisau disertai ancaman dan kalimat makian, peristiwa itu berlangsung hingga pukul 06.00 WITA.

‘’Jam enam pagi pintu sempat terbuka, saya lari keluar masih dikejar. Begitu kedapatan, saya kembali dihajar, saya diinjak injak, ada warga setempat yang melihat tapi tidak mau ikut campur karena mereka bilang bahwa mereka aparat polisi,’’ imbuhnya.

Dia baru bisa pulang karena usaha S, yang mengantarnya ke rumah.

Lebih lanjut, keluarga R kemudian membawanya untuk visum dan melaporkan kejadian itu ke Propam Polres Nunukan.

‘’Saya heran kenapa sampai disekap dan dihajar ramai ramai di kos, kalaupun bersalah, seharusnya diselesaikan di kantor polisi, apalagi lokasinya tidak jauh dari KSKP (Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan). Sampai hari ini juga tidak ada permintaan maaf dari mereka, padahal kasusnya sudah diketahui pihak Polres Nunukan,’’ sesal R.

Dikonfirmasi atas kasus dugaan penganiayaan oleh oknum anggota Polres Nunukan, Kapolres Nunukan AKBP. Ricky Hadianto, membenarkan adanya laporan atas peristiwa dimaksud.

‘’Untuk internalnya, sekarang dalam proses bagian Propam. Mereka masih melakukan interogasi, dan saya belum menerima laporan secara keseluruhan,’’ jawabnya.

Sementara ini, baru dua oknum anggota Polres Nunukan yang menjalani pemeriksaan propam.

Baca Juga:  Pastikan Syamsuddin Dianiaya Sebelum Meninggal, Polisi Periksa 4 Saksi di Lapas Nunukan

‘’Pelakunya polisi baru, adapun masalah kebijakan untuk penindakan, sudah saya ambil. Polisi baru yang masih bujang, semua tidak boleh keluar asrama. Ini juga sebagai langkah agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari. Mereka tidak boleh meninggalkan asrama,’’ jelasnya.

Ricky juga tidak membantah adanya informasi penodongan dan pemukulan dengan menggunakan senjata api.

‘’Informasi itu ada juga, namun kemungkinan bukan dari kami (yang melakukan). Yang jelas, kami belum tahu persis (detail kejadiannya). Kita masih fokus penyelidikan dibawa ke kosannya. Untuk konsekuensi, kita akan melihat hasil penyidikan Propam dan laporan dari masyarakatnya seperti apa. Masih kita dalami,’’ tegasnya. (Dzulviqor)

Loading

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Lainnya

Nunukan

NUNUKAN – Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang Nunukan, merilis hasil investigasi kasus hilangnya uang nasabah bernama Betris, senilai kurang lebih Rp. 384 juta, Selasa,...

Olahraga

NUNUKAN – Sabri, salah satu Atlet panjat tebing asal Nunukan, yang pernah meraih medali emas (perorangan) pada PON XVII 2012 di Riau, Perunggu (perorangan)...

Hukum

Menanggapi keterlibatan dua angotanya, Syaiful menegaskan, tidak ada toleransi bagi anggotanya yang terlibat penyalahgunaan narkoba.

Nunukan

NUNUKAN – Bank Rakyat Indonesia (BRI) menggelar senam sehat, bertajuk ‘Bilang aja gak terhadap kejahatan perbankan’, di halaman Kantor Cabang BRI, Jalan TVRI, Nunukan...