NUNUKAN – Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Nunukan, Kalimantan Utara, melaunching website korminunukan.org sebagai langkah edukasi dan penyediaan informasi digital bagi masyarakat Nunukan, di ballroom Hotel Lenfin, Sabtu (4/3/2023) kemarin.
Ketua KORMI Nunukan, Andi Muhammad Akbar, mengatakan, organisasi butuh transparansi dan pertanggung jawaban dana hibah yang dikelolanya, untuk memastikan arahnya tepat sasaran dan memiliki multi player efek buat masyarakat.
‘’KORMI Nunukan akan terus mencoba mempersiapkan bibit-bibit atlet olahraga berprestasi yang membawa harum nama Nunukan kedepannya,’’ ujarnya.
Dia menyebut, sedikitnya ada 11 induk olahraga (Inorga) yang dibawahi KORMI.
Diantara bakat dan keterampilan yang sedang menjadi konsen KORMI Nunukan, adalah pemberdayaan bakat penyandang disabilitas, serta tradisi sumpit suku Dayak.
Andi Muhammad Akbar menuturkan, ada keharuan dan kesedihan, saat KORMI menggelar difabel games bagi anak-anak penyandang disabilitas.
‘’Orang tua mereka sangat bersyukur dengan difabel games. Selama ini, mereka malu dengan kondisi anaknya, malu menampilkan anaknya yang memiliki keterbatasan. Dengan difabel games, rasa malu itu terkikis, dan mental si anak akan lebih kuat. Termasuk bakat yang dimiliki, bisa terus terasah,’’ urainya.
Selagi para difabel diberi ruang untuk mengeksplore kebisaan mereka, maka bakat olahraga akan muncul.
Selanjutnya, bakat tersebut akan disalurkan ke National Paralympic Committee of Indonesia, yang merupakan organisasi pembina atlet penyandang disabilitas di Indonesia.
‘’Kita berharap, ke depan, KORMI bisa menghasilkan atlet difabel untuk motivasi dan bukti bahwa keterbatasan fisik bukan kendala untuk meraih prestasi,’’ katanya lagi.
Selain itu, KORMI Nunukan juga masih berupaya untuk menggabungkan tradisi budaya dengan olahraga.
Salah satu contoh adalah sumpit. Sebagaimana diketahui, sumpit merupakan alat tradisional yang dipergunakan suku Dayak untuk berburu binatang di hutan, sebelum mengenal senjata modern.
Sumpit terbuat dari pohon kayu yang keras. Bentuknya bulat dengan panjang mencapai 2 meter, diameter batang 2 cm, dan diameter lubang 1 cm. Untuk membuatnya butuh ketelitian agar akurasinya baik. Adapun peluru sumpit (disebut damak) terbuat dari bambu atau sejenis pohon palm (nibung) tua. Batang bambu dibentuk menjadi bilah kecil yang meruncing dan tajam di ujungnya.
Sebelum digunakan untuk berburu, sumpit terlebih dahulu dilumuri dengan getah pohon (nipoh) beracun, sehingga hewan buruan yang terkena damak akan mati beberapa waktu kemudian.
‘’KORMI Nunukan akan segera memetakan permainan khas adat, dan akan berupaya melestarikannya menjadi sebuah perlombaan olahraga budaya,’’ kata Andi Akbar. (Dzulviqor)
