NUNUKAN – Kepala Lembaga Pemasyaratan (Kalapas) Nunukan, I Wayan Nurasta Wibawa mengeluhkan minimnya penjualan hasil olahan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di pasaran.
Akibatnya, selain merugi mereka juga kehabisan modal untuk terus mengembangkan usaha dimaksud.
‘’Kita mengalami satu kondisi yang butuh perhatian serius. Kita butuh uluran tangan Pemda dan dukungan masyarakat. Banyak sekali produk WBP yang tidak laku dijual dan membuat modal usaha habis,’’ ujar Wayan, Kamis (26/5).
Dijelaskan Wayan, Lapas selama ini telah berupaya menggali potensi dari setiap WBP agar dapat terus berkarya meskipun berada dalam kondisi yang sangat terbatas.
Seperti contoh, WBP yang memiliki talenta di bidang seni, maka kreatifitas mereka terus diasah agar dapat berkembang.
“WBP lapas Nunukan, ada pelukis dinding/seniman mural, perajin batik, perajin ukiran dan pemahat, serta tukang kayu dan bangunan,” sebutnya.
Selain itu, mereka juga ada yang berkecimpung di bidang kuliner, pertanian dan peternakan.
‘’Produk WBP cukup banyak, ada tempe, roti, hasil kebun seperti kangkung dan lainnya. Di bidang ternak ada sapi, ikan dan ayam. Sekarang bangkrut semua” lanjutnya.
Menurut Wayan, kondisi ini disebabkan oleh pandemi COVID-19 serta rendahnya daya beli masyarakat khususnya terhadap hasil olahan para WBP.
“Itu yang butuh pemikiran bersama,’’ kata Wayan.
Dikhawatirkan, hal ini akan berimbas pada psikis para WBP dan membentuk pola pikir yang negatif.
‘’Ini yang harus kita jaga, bagaimana tetap memberdayakan mereka dan membuat mereka memiliki kegiatan positif yang menghasilkan. Tapi keadaan kita dipaksa untuk menganggurkan napi,’ ’keluhnya.
Persoalan lain yang muncul adalah jumlah napi yang berada di lapas Nunukan, sudah melebihi kapasitas.
Dari kapasitas normal 350 orang, Lapas Nunukan saat ini dihuni 1.215 orang. Biaya makan untuk mereka juga hampir Rp 1 miliar setiap bulannya.
Untuk mengantisipasi masalah negatif yang muncul dari keadaan tersebut, Lapas Nunukan intens mendatangkan mubaligh dan ustad dari Kementrian Agama Nunukan.
‘’Kita butuh uluran tangan semua pihak, produk kami ini semua tidak laku. Kita butuh investor dan kerja sama yang baik dari Pemerintah,’’ tegasnya. (Dzulviqor)
