NUNUKAN– Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSP3A), Nunukan, Kalimantan Utara, masih menunggu hasil assessmen terhadap AS (40), ibu kedua bocah laki laki malang berusia 10 bulan dan 10 tahun, yang diasuh tetangga, lantaran kedua orang tuanya, terlibat peredaran narkoba.
Diketahui, ayah mereka, telah lama mendekam di Lapas Nunukan, sementara si Ibu, AS, diamankan Polisi pada awal Juni 2023, atas kasus yang sama, yakni narkoba.
Kepala DSP3A Nunukan, Faridah Aryani, mengatakan, kasus ini cukup komplek, dengan banyak aspek yang perlu menjadi bahan pemikiran.
‘’Ibunya tidak mau anaknya diasuh keluarganya. Sedangkan ayah mereka tidak lama lagi bebas penjara,’’ ujarnya, ditemui, Senin (10/7/2023).
Meski sang ibu tak berkenan anak-anaknya diasuh oleh keluarganya, persetujuan dari seorang ayah mutlak diperlukan dalam kasus ini.
‘’Kalaupun bisa kita titipkan di Panti Asuhan Ruhama, Panti tidak memiliki pengasuh untuk anak bayi. Dan kondisi anak yang 10 tahun, ternyata kecanduan gadget. Ini butuh pembahasan serius,’’ imbuhnya.
Faridah menegaskan, butuh persetujuan kedua orang tua anak, butuh kesanggupan pihak panti asuhan, juga diperlukan legalitas jelas untuk penanganan kasus kedua anak malang dimaksud.
‘’Kita juga menunggu hasil assessmen terhadap AS. Hasilnya akan mendasari tindak lanjut dan langkah yang akan diambil DSP3A, terhadap kedua bocah kakak beradik tersebut,’’ lanjutnya.
Sementara ini, anak-anak tersebut masih dititipkan ke masyarakat yang bersedia mengadopsi mereka.
Faridah melanjutkan, DSP3A Nunukan, sebenarnya sudah sering membawa AS untuk berobat, bahkan sampai pernah dirujuk ke Tarakan.
AS menjadi pecandu narkoba, dan sering berbuat hal tidak lumrah dibawah pengaruh sabu-sabu.
‘’Kehidupannya yang cenderung candu dengan obat terlarang itu, akhirnya membuat warga sekitar mengira dia ODGJ. Secara pasti apakah dia ODGJ, kami belum tahu, nanti akan ada pemeriksaan kesana setelah hasil assessmentkita terima,’’ jelasnya. (Dzulviqor)
