NUNUKAN – Panitia penyelenggara Turnamen Sepak Bola Piala Bupati Nunukan, peringatan HUT ke 10 Kecamatan Sembakung Atulai, menjadi sorotan publik, sebab hadiah perlombaan yang diberikan kepada pemenang tidak sesuai dengan yang tersebar pada publikasi kegiatan.
Diketahui, dari publikasi kegiatan, panitia mempersiapkan hadiah dana pembinaan sebesar Rp. 25 juta untuk juara 1, Rp. 15 juta untuk juara 2, dan Rp. 8 juta untuk juara 3.
Namun, klub Tanjung Matol yang tampil sebagai juara dalam turnamen itu, mengaku hanya menerima dana pembinaan sebesar Rp. 10 juta.
Merasa tidak sesuai dengan yang dijanjikan, klub Tanjung Matol memilih untuk mengembalikan dana pembinaan kepada panitia dan memposting peristiwa itu di sosial media Facebook.
‘’Mohon bantuannya mengenai turnamen piala bupati yang sudah terlaksana di Kecamatan Sembakung Atulai, dimana final telah dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2022. Namun hadiah yang sudah beredar di baliho tidak sesuai lagi dengan yang kami terima. Dalam hal ini, tim dari Tanjung Matol merasa keberatan dengan hal demikian. Kami hanya dikasih 10 juta saja, dan hadiah tersebut langsung kami kembalikan ke panitia karena tidak terima. Namun saat ini, panitia belum ada tanggapan. Pada saat pembagian hadiah, harusnya kami mendapat 25 juta selaku tim juara sesuai yang terpampang di baliho, bukan 10 juta. Sekali lagi kami merasa dirugikan tetap menuntut hal ini, karena ini suatu penipuan bagi kami,” tulis akun Facebook Tanjung Matol.
Dikonfirmasi atas kejadian tersebut, Camat Sembakung Atulai, Agus Darmawan, membenarkan kisruh tersebut.
Agus menuturkan, ada sekitar 35 klub yang mengikuti turnamen dimaksud.
‘’Perlu dicatat, kepanitiaan diluar kendali kecamatan. Benar ada kisruh dan pengembalian hadiah karena jumlahnya tidak sesuai, tapi dalam waktu dekat akan kita selesaikan,’’ ujarnya, dikonfirmasi, Rabu (12/10).
Sebagai Camat, ia mengaku tidak banyak terlibat dalam kegiatan tersebut, karena padatnya aktivitas, seperti mengikuti Diklat di Nunukan Kota.
‘’Saya tidak dilibatkan dalam kepanitiaan. Saya pikir, panitia sudah menyediakan uang hadiahnya karena nominal sebesar itu ditulis di baliho dan disebar di grup WA. Kami tidak menyangka akan menjadi seperti ini,’’ katanya.
Agus juga menyayangkan lambannya panitia merespons kekisruhan ini.
Namun demikian, apapun alasannya, hal tersebut melibatkan Pemerintah Kecamatan, sebagai Camat, ia tidak boleh lepas tangan.
Apalagi, kejadian ini sudah tersebar luas di media sosial. Seharusnya, kata Agus, permasalahan ini cukup menjadi konsumsi internal di Kecamatan Sembakung Atulai saja. Dan diselesaikan baik-baik antara panitia dan juara turnamen.
‘’Terus terang kami malu atas kejadian ini. sebagai pribadi ataupun sebagai Camat. Tapi saya sudah berkoordinasi dengan panitia dan teman-teman Kecamatan. Mau tidak mau, suka tidak suka, kita akan talangi kekurangannya. Kita akan urunan, dan dalam waktu dekat akan kita selesaikan agar tidak berlarut,’’ kata Agus. (Dzulviqor)
