NUNUKAN – Jasad Asep Saefudin, seorang buruh selam, asal Dusun Cikawung RT. 03 RW. 03 Desa Cidahung Hilir, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, yang tenggelam di perairan gunung patak, Kecamatan Sebuku, Kabupaten Nunukan, akhirnya ditemukan, Kamis (12/1/2023) sekira pukul 04.00 WITA.
Kapolsek Sebuku, IPTU. Siswandoyo, menuturkan jenazah korban ditemukan setelah 10 hari pencarian, sejak dinyatakan hilang pada Selasa, (3/1/2023) lalu.
‘’Percaya gak percaya, setelah warga adat melaksanakan ritual, kapal yang sudah tenggelam muncul di jarak 150 meter dari lokasi kejadian. Tali tali pengikat kapal yang menahan agar bangkai kapal tidak hanyut terlepas sendiri, dan kapal muncul bersama jasad korban. Kondisi kapal seakan tanpa kerusakan sama sekali,’’ ujar Siswandoyo, saat dihubungi.
Ritual adat terkait pencarian korban dilakukan, oleh tokoh adat setempat pada Rabu (11/1/2023) kemarin.
Jelas Siswandoyo, ritual dilakukan menggunakan dua ekor ayam putih, telur ayam, beras kuning dan kain kuning, lalu merapalkan mantera agar makhluk gaib yang diyakini menahan jenazah Asep, bisa merelakannya muncul ke permukaan untuk disemayamkan secara layak.
Secara mengejutkan dan diluar nalar, kapal yang tenggelam akhirnya muncul secara utuh, dan jenazah korban ditemukan dengan posisi terjepit di bagian kemudi kapal.
‘’Kondisi jenazahnya sudah sangat rusak karena sudah sepuluh harian tenggelam. Saat kapal sudah berhasil ditarik ke pinggir, saya sendiri yang keluarkan jenazah, saya gendong, lalu dibungkus kantong jenazah,’’ kata Siswandoyo.
Saat ini, Polisi tengah menunggu konfirmasi dari perusahaan yang mempekerjakan Asep berkoordinasi dengan pihak keluarga, terkait tempat pemakaman.
‘’Sementara ini, jenazahnya kita bawa ke RS Pratama Sebuku. Kita masih menunggu keputusan keluarga korban,’’ katanya lagi.
Atas kejadian ini, Siswandoyo berpesan, agar setiap pendatang menjunjung tinggi adat istiadat setempat.
Menurut masyarakat adat, korban diduga telah melanggar sebuah pantangan, sehingga mendapat murka dari penghuni Sungai Sebuku.
‘’Hal ini memang diluar akal sehat, dan sukar dipercaya. Intinya adalah, dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Hormati kebijakan daerah adat, siapapun kalian,’ ’pesannya. (Dzulviqor)
