NUNUKAN – Wakil Presiden RI, KH. Ma’ruf Amin, diagendakan melakukan kunjungan kerja ke perbatasan RI – Malaysia, di Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara, Kamis (3/7/2023) besok.
Kabag Protokol Setkab Nunukan, Joned, menuturkan, Wapres Ma’ruf Amin bersama rombongan akan tiba di Tarakan, Kaltara, menggunakan Pesawat Kepresidenan, Boeing 737-400 TNI AU.
Di kota Tarakan, kedatangan Wapres akan disambut oleh Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang, serta anggota Forkopimda Kaltara.
Selanjutnya, Ma’ruf akan lepas landas menuju Pulau Sebatik, menggunakan Helikopter VVIP Kepresidenan Super Puma, dan mendarat di Lapangan Sei Bajau, Sebatik.
‘’Wapres bakal meresmikan Rusunawa yang menjadi asrama santri di Ponpes As’adiyah, sekaligus mengukuhkan Dewan Ekonomi Syariah (DEKS) Kaltara yang acaranya digelar di Gedung Aztrada,’’ ujar Joned, Rabu (2/8/2023).
Lalu seperti apa kondisi Ponpes As’adiyah Sebatik yang bakal mendapat kunjungan dari Wapres ?
Penanggung jawab asrama, dan juru bicara ponpes As’adiyah Pulau Sebatik, Kamal Soreyanto, mengatakan, Ponpes As’adiyah menjadi pilar literasi religi, di perbatasan RI – Malaysia.
Ponpes yang berdiri di lahan seluas 89 x 200 meter, di Jalan Bhakti Husada, RT 02 Desa Sungai Nyamuk, Sebatik Timur ini, memiliki 1.221 santri. Dan sekitar 317 santri, merupakan santri mukim atau tinggal di asrama.
‘’Ponpes As’adiyah mencoba menanamkan pondasi agama yang kuat kepada generasi bangsa di perbatasan Negara. Meski cukup sederhana, tapi kami terus mencoba mendidik anak-anak bangsa menjadi pribadi yang religius, nasionalis dan patriot,’’ kata Kamal.
Jelas Kamal, Ponpes As’adiyah Pulau Sebatik, merupakan cabang dari Ponpes yang berpusat di Kota Sengkang, Sulawesi Selatan.
Pada 2014 lalu, salah satu pengusaha Pulau Sebatik, Haji Ali Karim, membeli lahan dan membangun Ponpes yang saat itu, hanya terdiri dari satu gedung.
Murid generasi pertama juga hanya ada 12 santri. Untuk menutup kekurangan santri, pihak Ponpes akhirnya menerima sejumlah murid-murid sekolah umum yang dikeluarkan sekolah karena masalah kedisiplinan atau masalah kenakalan.
‘’Di periode pertama, Alhamdulillah, Ponpes As’adiyah berhasil mendidik para santri. Mereka menjadi juara di banyak event MTQ, sehingga setiap tahunnya kami mendapat banyak pendaftar dan selalu over kuota,’’ imbuhnya.
Keterbatasan sarana, prasarana, serta SDM, membuat Ponpes menolak banyak calon santri yang mendaftar.
Ponpes yang dipimpin oleh Prof Dr KH Nasrudin Umar, yang merupakan imam besar Masjid Istiqlal Jakarta ini, juga menjadi lokasi pendidikan alternatif bagi para anak-anak TKI Malaysia.
‘’Kami masih mengontrak sepuluh rumah rumah warga untuk asrama santri. Nah dengan adanya Rusunawa untuk asrama santri, yang InsyaAllah diresmikan Bapak Kyai Ma’ruf Amin, itu bisa mengurangi beban kami dalam pembiayaan kontrak asrama,’’ kata Kamal.
Ponpes As’adiyah, akan mencoba menyampaikan kebutuhan asrama dan sarana pembelajaran santri kepada Wapres.
‘’Pesantren As’adiyah, menyadari sepenuhnya akan arti pentingnya pendidikan. Oleh karena itu, dalam mengoperasionalkan program jangka panjangnya, Pesantren As’adiyah, meniatkan untuk memperbaiki bahkan menambah berbagai kelemahan berkaitan dengan perangkat-perangkat di pondok. Itu yang akan kita sampaikan ke Pak Kyai nanti saat beliau datang berkunjung,’’ tutupnya. (Dzulviqor)
