Connect with us

Hi, what are you looking for?

Nunukan

Kisah Nursela, Gadis 9 Tahun yang Rela Berjemur di Bawah Terik Matahari Demi Menemani Ibu Tuna Netranya Berjualan Roti

NUNUKAN – Namanya Nursela, gadis kecil berusia 9 tahun yang pendiam.Ia sering terlihat memegang payung, untuk memastikan ibunya terlindung dari sengatan terik mentari yang terasa menyengat.

Mereka membawa boks kontainer berisi roti isi, dan dijual di depan tugu Dwikora, yang merupakan simbol perjuangan mempertahankan NKRI di perbatasan RI – Malaysia, di Nunukan, Kalimantan Utara.

Nursela, hanya mengangguk dan sesekali tersenyum ketika ada yang mampir untuk membeli roti dagangan ibunya yang menderita tuna netra.

“Temani mamak menjual. Dari siang sampai habisnya aja, kalau habisnya malam, pulangnya juga malam,” ujar Nursela, Rabu (5/7/2023).

Nursela lebih banyak diam dan memandang ibunya, seakan meminta ibunya menjawab sejumlah pertanyaan yang ditujukan padanya.

Saat ditanya apakah ia bersekolah, Nursela juga memandang dan menyentuh tangan ibunya, sebelum menjawab bahwa ia masih duduk di kelas 2 SD.

“Iya, masih sekolah SD. Iya kelas dua,” jawabnya.

Ibunda Nursela, Wa’ Delo (30) bercerita, ia mengalami tuna netra sejak lahir.

Ia sangat bersyukur bisa membina keluarga dengan suaminya yang normal, dan cukup bertanggung jawab.

Tak ingin menjadi beban suami, yang hanya bekerja serabutan, dan terkadang menjadi buruh pelabuhan, Wa Delo memutuskan ikut bekerja menambah pemasukan keluarga.

“Saya mengambil roti di Toko Roti Nurlela. Biasanya ambil sepuluh sampai belasan bungkus. Dalam sebungkus yang dijual Rp. 25.000, saya bisa dapat untung Rp. 5000,” kata Wa Delo.

Wanita kelahiran Bau Bau, Sulawesi Tenggara ini mengatakan, ia sudah cukup lama berjualan roti dengan sistem setoran.

Ia sengaja memilih pinggir trotoar di tengah kota dengan cuaca terik. Bahkan kondisi roti isi yang ia jual, juga ikut hangat akibat pengaruh panasnya matahari.

Baca Juga:  Temukan Pengelolaan Rp. 1 Miliar APBDes Manuk Bungkul Tanpa SPJ, Inspektorat Segera Lakukan Pemeriksaan Terhadap Mantan Kades

“Kalau di tempat teduh gak laku, kemarin saya jualan di tempat teduh. Kalau di trotoar, meski panas, orang lewat bisa melihat langsung ada roti. Jadi lebih laku,” katanya.

Nursela juga hanya tersenyum dan terus memegang erat payung saat ibunya bercerita. Ia seakan tidak rela ada bagian tubuh ibunya terkena panas matahari.

Nursela akan terus memegang payung untuk ibunya, meski hujan sekali pun.

Sebagai anak kecil yang seharusnya menghabiskan masa kanak-kanaknya bermain dengan teman sebayanya, Nursela justru memilih menemani ibunya berjualan.

Nursela akan menjadi mata ibunya, sekaligus menjadi tongkat sewaktu keduanya harus berjalan menempuh jarak sekitar 2,2 km dari rumah mereka di sekitar Pelabuhan Tunon Taka, menuju alun-alun Kota Nunukan.

“Berangkat jalan kaki, dituntun Nursela,” tutur Wa Delo.

Saat ada pembeli yang butuh angsuran, Nursela juga akan memastikan jumlahnya tidak salah, setelah mendengar petunjuk dan hasil hitung-hitungan ibunya.

“Kalau ada yang beli, terus ada kembalian, Nursela yang kasih. Meskipun saya juga bisa tahu berapa nilai uangnya,” lanjut Wa Delo.

Wa Delo mengaku bisa mengerti nilai uang, dengan cara meraba dan membedakan ukuran panjang pendeknya.

Hanya saja, ketika dihadapkan pada uang cetakan terbaru, ia akan bertanya berapa angka yang tertulis pada mata uang tersebut pada Nursela, agar lebih jelas dan tidak salah memberikan kembalian uang pembeli.

“Beginilah kondisinya, tapi saya bersyukur Nursela tidak pernah mengeluh. Ia juga tidak pernah minta ini itu. Anakku selalu diam disampingku,” katanya.

Wa Delo juga tidak memungkiri, sebagai seorang ibu, ia tidak ingin anaknya tidak menikmati masa kanak-kanak seperti umumnya.

Hanya saja, kekurangannya memaksa ia harus mengandalkan Nursela. Entah itu untuk melihat berapa besar uang pembeli, ataupun untuk menuntunnya memberi tahu arah jalan.

Baca Juga:  Dituding Langgar Batas Perairan 7 WNI Ditangkap Polis Marin Malaysia Di Muara Sei ular

“Ada syukur karena Nursela baik dan rela membantu mamaknya. Tapi sudah pasti ada sedihnya, namanya anak-anak pasti ada maunya, tapi kemauan itu tidak pernah Nursela katakan. Saya hanya bisa bersyukur dan berterima kasih memiliki Nursela,” ucapnya. (Dzulviqor)

Loading

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Lainnya

Nunukan

NUNUKAN – Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang Nunukan, merilis hasil investigasi kasus hilangnya uang nasabah bernama Betris, senilai kurang lebih Rp. 384 juta, Selasa,...

Olahraga

NUNUKAN – Sabri, salah satu Atlet panjat tebing asal Nunukan, yang pernah meraih medali emas (perorangan) pada PON XVII 2012 di Riau, Perunggu (perorangan)...

Hukum

Menanggapi keterlibatan dua angotanya, Syaiful menegaskan, tidak ada toleransi bagi anggotanya yang terlibat penyalahgunaan narkoba.

Nunukan

NUNUKAN – Bank Rakyat Indonesia (BRI) menggelar senam sehat, bertajuk ‘Bilang aja gak terhadap kejahatan perbankan’, di halaman Kantor Cabang BRI, Jalan TVRI, Nunukan...