NUNUKAN – Sebanyak 21 orang dari 6 Kepala Keluarga (KK), korban kebakaran di RT 02 Desa Sei Pancang, Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara, ditampung di sebuah bangunan losmen milik salah satu pengusaha Sebatik, Haji Nuwardi yang akrab disapa dengan Haji Momo.
‘’Saya bersihkan itu penginapan, saya perbaiki semua yang rusak, supaya mereka (korban kebakaran) merasa nyaman dan layak tinggal di bangunan itu,’’ ujarnya, Senin (1/5/2023).
Bangunan penginapan dua lantai tersebut, terletak sekitar 100 meter dari lokasi kebakaran yang meluluhlantakkan 6 unit rumah kayu milik warga setempat, pada Kamis (27/4/2023) lalu.
Nuwardi menuturkan, bangunan tersebut merupakan losmen pertama di Pulau Sebatik, yang dikenal dengan penginapan Sei Pancang.
‘’Saya persilahkan bangunan itu ditempati para korban kebakaran. Semoga bisa membantu meringankan beban mereka. Tidak usah memikirkan pembayaran atau apapun, saya ikhlas mereka menempati bangunan itu,’’ tegasnya.
Perhatian yang diberikan oleh pengusaha yang dikenal dermawan tersebut, juga diapresiasi oleh para korban kebakaran.
Sebab, kebutuhan mereka untuk menempati tempat bernaung yang layak, dapat terakomodir tanpa harus memikirkan biaya sewa dan lain sebagainya.
‘’Kami berterimakasih sekali sudah diberikan tempat tinggal yang layak. Ini kan penginapan yang tentunya bisa menghasilkan uang kalau difungsikan sebagaimana mestinya. Tapi malah direlakan untuk kami korban kebakaran, semoga Allah balas kebaikan beliau,’’ ujar salah satu korban kebakaran, Syarifuddin (51).
Syarifuddin, merupakan buruh perkebunan kelapa sawit. Musibah yang menimpa menjadi pukulan berat, apalagi rumahnya yang terbakar merupakan warisan yang sudah turun temurun ditinggali keluarganya.
‘’Semoga bisa bangun kembali nanti kalau ada rejeki. Sementara sudah ada tempat tinggal untuk saya dan keluarga, jadi saya bisa fokus bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan menyimpan uang sedikit sedikit untuk kembali punya rumah,’’ katanya.
Korban lain yang juga tinggal di losmen Sei Pancang, Andu (55), menyatakan terima kasih atas kebaikan Haji Momo yang rela menyediakan penginapan miliknya sebagai rumah tinggal sebagian besar korban kebakaran.
Andu yang berprofesi sebagai nelayan, merasa kebaikan Haji Momo cukup besar, sehingga keluarganya tidak perlu memikirkan lagi harus tinggal dimana.
‘’Saya ini seorang nelayan, mendapat kebaikan demikian besar, tentu saja membuat kami bersyukur tak terkira. Tuhan yang balas kebaikannya nanti,’’ kata Andu.
Sekedar diketahui,di tempat itu tersedia juga dapur umum. Para korban bisa bergiliran atau bersama sama memanfaatkan fasilitas tersebut untuk memasak.
Terpisah, Camat Sebatik Utara, Muhammad Eko, mengatakan, sampai hari ini, bantuan terus mengalir dari lembaga ataupun perorangan, baik berupa uang tunai, maupun sembako.
‘’Kita sudah salurkan Rp 77 juta yang didonasikan Baznas dan UPZ Sebatik, juga masyarakat. Masih ada Rp 15 juta lagi yang belum kami salurkan, karena masih ada sejumlah donatur lagi yang akan menyerahkan bantuannya,’’ kata dia.
Selain itu, ada lebih 50 ton beras juga dibagikan, bersamaan dengan mie instan, telur, minyak goreng, tepung, gula, kopi, teh dan susu.
Total ada 12 KK dengan 57 jiwa menjadi korban dalam peristiwa kebakaran yang diduga akibat korsleting listrik di salah satu wilayah pemukiman padat penduduk ini.
BPBD Nunukan menghitung, kerugian akibat peristiwa ini, sekitar Rp 4,1 miliar.
‘’Pihak kecamatan sudah melakukan pendataan apa saja berkas dan dokumen yang terbakar. Kita petakan dan kita berikan rekomendasi pengurusan kembali surat surat penting itu nanti,’’ kata Eko. (Dzulviqor)
