Connect with us

Hi, what are you looking for?

Sosial

Badut Jalanan, Pergeseran Pola Pikir dari Jenaka Menjadi Peminta Minta

NUNUKAN – Menjamurnya badut jalanan, yang berseliweran di sejumlah titik, di Pulau Nunukan, Kalimantan Utara, menjadi sorotan masyarakat.

Ironisnya, sosok dibalik karakter tokoh-tokoh kartun tersebut, sebagian besar adalah anak usia sekolah yang seharusnya mengenyam pendidikan bersama teman sebayanya.

Salah satunya, bocah berinisial R (7) yang kerap mangkal di persimpangan lampu merah jalan Ahmad Yani, Nunukan Tengah.

‘’Belum sarapan om,’’ ujar sosok kecil dibalik pakaian badut Boboi Boy tersebut, saat ditemui media ini, Senin (31/7/2023).

Dia mengaku, menjalani profesi sebagai badut jalanan sejak pagi hingga malam hari.

Meski tidak sarapan, dan belum mandi saat berangkat kerja, R tak pernah mengeluh karena harus berdiri di lampu merah, ataupun mampir di warung-warung yang pelanggannya sedang banyak.

Mirisnya, ia mengaku tidak bersekolah karena orang tuanya memintanya mencari uang sendiri.

‘’Berdua sama abangku, aku tujuh tahun, abangku sepuluh tahun. Rumah di Sebatik, kalau disini, tinggal sama om. Tidak sekolah juga abangku,’’ lanjutnya dengan suara lirih.

Seakan menyembunyikan kesedihan, raut wajah R begitu memelas saat ia membuka topeng yang selama ini menutupi sosok mungilnya.

Ia pun mengangguk gembira saat dibelikan semangkuk mie ayam sebagai menu sarapan paginya.

Sayangnya R, tidak mau bercerita lebih jauh, apakah aksinya meminta-minta itu disuruh oleh orang yang ia panggil dengan sebutan ‘om’ atau memang keinginannya sendiri.

Ia hanya mengaku mendapat jatah lumayan ketika uang yang terkumpul juga banyak.

‘’Kadang lebih seratus ribu sampai siang. Kan pulangnya malam, jadi nanti dikasih uangnya sama om,’’ katanya.

Merasa tak nyaman dengan pertanyaan-pertanyaan yang terlontar, R lalu memilih pergi dan mencari meja sendiri untuk menikmati sarapannya.

Respons Pemerintah Daerah.

Dikonfirmasi terkait fenomena badut jalanan ini, Kepala Dinas Sosial Nunukan, Faridah Aryani, mengakui, tidak ada pembenaran atas aksi tersebut.

Baca Juga:  Pasien Konfirmasi Covid-19 Berusia 63 Tahun Meninggal di RSUD Nunukan, Satgas : Tetap Patuhi Prokes

‘’Terjadi pergeseran pola pikir, dimana yang dulunya badut diundang sebagai penghibur di acara ulang tahun anak-anak, sekarang justru dipakai minta-minta, atau secara kasar mengemis. Ini memang harus ditertibkan,’’ kata Faridah.

Kata dia, aksi badut jalanan yang terkesan lucu dan jenaka yang marak belakangan ini, hanya sebuah cara baru untuk membungkus kebiasaan buruk dari mengemis.

Sebelumnya, Dinas Sosial Nunukan sudah melakukan penertiban. Namun sepertinya, badut-badut yang saat ini kembali ada, diduga kelompok baru.

‘’Sebelumnya kita sudah lakukan penertiban dan pembinaan. Anak-anak yang sekolah kita beri sepeda dan ibunya kita kasih modal usaha. Ada blender, dan semacamnya. Kalau yang sekarang ini, kelompok baru sepertinya,’’ katanya lagi.

Oleh karenanya, dalam waktu dekat, Dinas Sosial, akan menggandeng sejumlah instansi untuk membahas masalah ini lebih komprehensif.

Karena pada prinsipnya, budaya mengemis, meski dibalut dengan model apapun, tetap menjadi hal tercela, yang tidak dianjurkan.

‘’Jangan biasakan meminta minta meski alasannya pakaian badut untuk menghibur orang. Perlu didalami juga, apakah mereka ada yang menggerakkan, dalam artian ada bosnya atau seperti apa. Ini jadi catatan dan kita segera rapat untuk masalah ini,’’ tutupnya. (Dzulviqor)

Loading

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Lainnya

Nunukan

NUNUKAN – Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang Nunukan, merilis hasil investigasi kasus hilangnya uang nasabah bernama Betris, senilai kurang lebih Rp. 384 juta, Selasa,...

Olahraga

NUNUKAN – Sabri, salah satu Atlet panjat tebing asal Nunukan, yang pernah meraih medali emas (perorangan) pada PON XVII 2012 di Riau, Perunggu (perorangan)...

Hukum

Menanggapi keterlibatan dua angotanya, Syaiful menegaskan, tidak ada toleransi bagi anggotanya yang terlibat penyalahgunaan narkoba.

Nunukan

NUNUKAN – Bank Rakyat Indonesia (BRI) menggelar senam sehat, bertajuk ‘Bilang aja gak terhadap kejahatan perbankan’, di halaman Kantor Cabang BRI, Jalan TVRI, Nunukan...