NUNUKAN, KN – Sebuah siang yang biasanya tenang di Nunukan, Kalimantan Utara, mendadak berubah menjadi palung duka setelah sebuah truk tangki air mengalami kecelakaan tunggal tragis. Rafi Bin Baharuddin (41), seorang sopir yang sehari-hari mencari nafkah mengantar air bersih untuk perkebunan, ditemukan tewas setelah truk tangki yang ia kemudikan terguling dan terjun bebas ke dalam jurang sedalam 20 meter.
Insiden nahas ini terjadi di Jalan Dewi Satrika RT 04, Desa Tanjung Harapan, Nunukan Selatan, pada Rabu (22/10/2025) sekitar pukul 14.00 WITA.
Detik-detik Gagalnya Kendali di Tanjakan Rawan
Mobil tangki Toyota Dyna berwarna merah-biru bernomor polisi KU 8416 NB milik CV Hercy 01 memuat penuh air. Truk tersebut sedang melaju dari jalan utama menuju ke arah perkebunan kelapa sawit. Namun, malapetaka terjadi saat kendaraan itu melintasi tanjakan terjal berkerikil yang dikenal rawan di Jalan Dewi Satrika, Nunukan.
Menurut Kasat Lantas Polres Nunukan, AKP Adek Taufik, kecelakaan ini murni insiden tunggal.
”Laka tunggal, karena out of control. Mobil tangki air gagal menanjak, kemudian beban air yang masif mendorongnya mundur, tergelincir, dan akhirnya ia masukkan ke jurang,” jelas AKP Adek Taufik saat Kabar Nunukan hubungi, Kamis (23/10/2025).
Akibatnya, saat laju truk terhenti, kendaraan itu oleng tak terkendali ke arah kiri. Truk lalu ambruk dan terbalik di dasar jurang yang terjal dengan kedalaman sekitar 20 meter. Posisi terguling ini membuat Rafi, warga Jalan Laning, RT 06, Kelurahan Mansapa Nunukan Selatan, terjepit di dalam kabin.
”Mobil terbalik dan korban [Rafi] kami temukan terjepit bodi mobil,” tambah Adek Taufik, menggambarkan kengerian saat kejadian.
Evakuasi Dramatis hingga Tengah Malam
Oleh karena itu, medan yang sulit dan posisi truk tangki air yang ringsek di dasar jurang membuat proses evakuasi menjadi sebuah tantangan besar. Ratusan pasang mata masyarakat Nunukan tumpah ruah menyaksikan upaya penyelamatan yang berlangsung berjam-jam.
Petugas harus mendatangkan alat berat, ekskavator, untuk mengangkat dan membalikkan badan truk. Upaya ini memakan waktu lama karena kondisi gelap dan kedalaman jurang yang ekstrem.
Setelah hampir delapan jam berjibaku dengan gelapnya malam, upaya penyelamatan itu baru membuahkan hasil. “Faktanya, upaya evakuasi baru kami berhasilkan sekitar pukul 22.24 WITA,” kata Adek.
Seketika itu, saat ekskavator akhirnya membalikkan truk tangki air ke posisi normal, barulah kami lihat kondisi Rafi. Sopir nahas itu kami temukan tewas terjepit tepat di bagian kepala truk.
Kecelakaan mobil tangki ini menjadi pengingat pilu akan bahaya medan berat di daerah perkebunan dan meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban. Selanjutnya, pihak kepolisian telah melakukan olah TKP dan mendalami detail teknis kecelakaan tersebut. (Dzulviqor)
