NUNUKAN – Produksi air bersih di embung induk sungai Bolong, pulau Nunukan, menurun, akibat menyusutnya ketersediaan air baku di tempat tersebut.
Bagian Operasional Perumda Air Minum Tirta Taka Nunukan, Sulianto, mengatakan, di waktu normal, produksi air di embung Bolong mencapai 100 liter per detik.
Namun karena terjadi penyusutan air baku, mesin air hanya memproduksi air sekitar 80 liter per detik.
‘’Terjadi pendangkalan akibat sedimentasi. Hal ini terjadi akibat kondisi tidak adanya hujan dalam sepuluh hari terakhir di wilayah embung. Juga akibat penguapan air,’’ ujarnya, Kamis (18/8).
Sulianto menjelaskan, ketinggian debit air di embung Bolong per hari ini hanya 5,62 meter, dari biasanya mencapai 7 meter.
‘’Prakiraan BMKG Nunukan, terjadi hujan di atas tanggal 20 Agustus. Kita tetap optimis akan penambahan air baku saat itu., walau demikian kondisi saat ini, mampu melakukan suplai normal sampai sepuluh hari ke depan,’’ jelas Sulianto.
Sebagaimana diketahui, Nunukan yang merupakan pulau kecil, hanya memiliki satu sumber air baku yakni sungai Bolong.
Sementara, ada lima Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang mengandalkan empat sumber air, diantaranya ;
1. IPA Mamolo yang didistribusikan untuk desa Mamolo, Tanjung Harapan dan sekitarnya.
2. IPA Sei Bilal untuk melayani pelanggan di daerah Tanjung Batu sampai area Daeng Toba.
3. IPA Persemaian, mengalirkan air bersih untuk areal Pelabuhan Tunon Tunon Taka, Porsas sampai Nunukan Selatan.
4. dan IPA Pasir Putih, melayani pelanggan di wilayah Pasar Lama, jalan Yos Sudarso dan sekitarnya.
‘’Suplai aman saja. Kita selalu optimis untuk adanya penambahan debit pada dua atau tiga hari kedepan,’’ katanya. (Dzulviqor)
