NUNUKAN, KN – Tragedi maut di Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara, makin memilukan. Kecelakaan “adu banteng” antara motor Yamaha Mio dan pikap pengangkut galon di Jalan Lujo, Desa Tanjung Karang, yang sebelumnya menewaskan seorang ibu rumah tangga, kini kembali merenggut nyawa bocah 6 tahun.
Teguh Aripin, bocah laki-laki yang sebelumnya dirujuk ke RSUD Nunukan, akhirnya mengembuskan napas terakhirnya. Ia adalah penumpang motor yang sama, keponakan dari korban tewas pertama, Risma Putri Yuliawati (25). Keduanya sama-sama berasal dari Bandung, Jawa Barat.
Kasatlantas Polres Nunukan, AKP Adek Taufik, membenarkan kabar duka ini. “Korban atas nama Teguh Aripin (6) meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan medis di RSUD Nunukan,” ujarnya, Rabu (20/8/2025).
Menurut Adek, Teguh mengalami luka serius pada bagian kepala belakang, sementara bibinya, Risma, menderita patah tulang paha dan luka di tangan. Risma meninggal di RS Pratama Sebatik, sedangkan Teguh meninggal di RSUD Nunukan.
Kecelakaan tragis ini terjadi pada Selasa sore (19/8/2025). Herna Raras Wati (19), mahasiswi asal Bandung, mengendarai motor Yamaha Mio M3 dan melaju kencang dari arah Sungai Taiwan. Herna membonceng dua orang, Risma dan Teguh.
Diduga, Herna mengambil lajur terlalu ke kanan hingga melewati garis tengah jalan. Tak pelak, ia menabrak pikap Daihatsu bernopol KU 8100 NA yang Arfanuddin (42) kemudikan dari arah berlawanan.
Benturan keras tak terhindarkan. Bodi motor remuk, sedangkan pikap ringsek di bagian depan. Herna sendiri kini masih dirawat di RSUD Nunukan dengan kondisi patah kaki dan luka lecet.
Saat ini, polisi mengamankan kedua kendaraan dan pengemudi pikap untuk meminta keterangan lebih lanjut. Mereka juga telah mengamankan barang bukti kecelakaan di Mapolsek Sebatik Timur.
Insiden ini menjadi pengingat pedih akan bahaya di jalan raya, yang bisa merenggut nyawa dalam sekejap. (Dzulviqor)
