NUNUKAN – Dalam sepuluh hari terakhir, harga komoditas rumput laut kering di Kabupaten Nunukan mengalami penurunan signifikan, dari Rp. 42.000 per kilogram menjadi Rp. 18.000,- per kilogram.
‘’Sepuluh hari terakhir, harga rumput laut terus saja anjlok, hari ini sudah dihargai Rp. 18.000 per kilogram, dan kemungkinan masih akan turun,’’ujar Kamaruddin, Ketua Asosiasi Rumput Laut Nunukan, Minggu (28/8).
Menurutnya, ada sejumlah faktor penting yang mengakibatkan terjadinya penurunan harga.
Kama menjelaskan, faktor utama yang mengakibatkan harga anjlok adalah kualitas rumput laut menurun saat pengiriman di pelabuhan.
‘’Rumput laut yang sudah akan dikirim dalam karung, ditimpa rumput kering basah, imbasnya air tersebut turun dan membasahi rumput laut yang kering,’’ jelasnya.
Dia melanjutkan, faktor lain yang memicu penurunan harga, karena beberapa wilayah sentra rumput laut, juga sedang masa panen, sehingga buyer/pengusaha memiliki banyak pilihan.
Selain itu, terjadi pengurangan permintaan rumput laut ekspor.
Dampaknya, rumput laut kering Nunukan yang selama ini dikirim ke wilayah Sulawesi, sudah memenuhi gudang.
‘’Catatannya adalah pembeli rumput laut Nunukan, selalu ada saja. Seharusnya kalau pun turun, semestinya tidak sedrastis itu. Kita masih menggali info pasti, mengapa setiap hari harga turun dan bisa langsung merosot begitu,’’ kata Kamaruddin.
Kama menyebut, walau harga anjlok, pengusaha rumput laut di Nunukan belum mengurangi upah buruh ikat rumput laut.
Hingga hari ini, upah buruh ikat rumput laut masih di angka gaji tertinggi, yakni Rp. 14.000 per bentang.
‘’Kami berharap kasus penurunan harga ini menjadi perhatian Pemerintah Daerah. Komoditi rumput laut menjadi salah satu sektor ekonomi andalan, sehingga kami berharap, ada solusi dari kejadian ini,’’ harap Kamaruddin. (Dzulviqor)
