Connect with us

Hi, what are you looking for?

Ekonomi

Kesejahteraan Masyarakat Desa Binalawan Meningkat Berkat Tali Rumput Laut

NUNUKAN – Budidaya rumput laut merupakan salah satu potensi ekonomi yang cukup menggiurkan bagi masyarakat pesisir seperti di Desa Binalawan, Kecamatan Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan.

Kepala Desa Binalawan, Darwis mengatakan, masyarakat di wilayahnya saat ini sudah memiliki penghasilan tetap, karena budidaya rumput laut.

‘’Kalau dulu warga Desa Binalawan bersaing motor, sebentar lagi akan bersaing membeli mobil. Sudah terlihat, para pabettang banyak yang jalan pakai mobil,’’ ujar, Darwis, Rabu (25/5).

Melihat besarnya peluang ekonomi dari aktivitas ini, Pemerintah Desa Binalawan melakukan pembinaan melalui program desa.

Program pembinaan dimaksud adalah pemberian bantuan kepada petani berupa tali rumput laut seharga satu juta rupiah.

Hasilnya, dari bantuan senilai satu juta rupiah tersebut, penerima bisa memasang 25 bentang dengan asumsi hasil panen sekitar 100 kg.

‘’Kalau 100 kg dikalikan harga rumput laut kering saat ini Rp 25.000, hasilnya Rp 2,5 juta. Dikalikan 10 bulan sudah Rp. 25 juta,’’ jelas Darwis.

Darwis menambahkan, selain meningkatkan ekonomi masyarakat program pembagian tali rumput laut ini juga mengurai ketegangan antara petani dan pemukat rumput laut.

Sebelumnya, antara petani dan pemukat terdapat potensi konflik akibat saling klaim yang terjadi di lapangan.

‘’Sekali pukul, dua masalah selesai, kami melihat program yang sudah berjalan setahun ini efektif dan akan terus di lanjutkan, terutama kepada yang belum dapat, akan diberi secara bertahap,’’ katanya lagi.

Untuk diketahui, penerima bantuan tali bentang pada 2021 tercatat sebanyak 124 orang, dan bertambah 50 orang pada 2022.

Selain itu, Desa Binalawan juga masih melakukan pemetaan jenis usaha lain yang berpotensi di masyarakat seperti olahan ikan tipis dan udang kering.

Baca Juga:  Harga Anjlok Sebabkan Ekonomi Seret, Dosen Poltek Nunukan Tawarkan Inovasi Pangan Berbasis Rumput Laut

Menurut Darwis, untuk pengolahan udang kering, pihaknya telah membuat terobosan dengan mesin heler berkapasitas 3,5 PK.

‘’Mesin itu akan kita uji coba dan menjadi solusi mengupas kulit udang yang selama ini dilakukan dengan cara tradisional. Masyarakat meletakkan udang dalam karung dan dibanting untuk memisahkan kulit udang,’’pungkasnya. (Dzulviqor)

Loading

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Lainnya

Nunukan

NUNUKAN – Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang Nunukan, merilis hasil investigasi kasus hilangnya uang nasabah bernama Betris, senilai kurang lebih Rp. 384 juta, Selasa,...

Olahraga

NUNUKAN – Sabri, salah satu Atlet panjat tebing asal Nunukan, yang pernah meraih medali emas (perorangan) pada PON XVII 2012 di Riau, Perunggu (perorangan)...

Hukum

Menanggapi keterlibatan dua angotanya, Syaiful menegaskan, tidak ada toleransi bagi anggotanya yang terlibat penyalahgunaan narkoba.

Nunukan

NUNUKAN – Bank Rakyat Indonesia (BRI) menggelar senam sehat, bertajuk ‘Bilang aja gak terhadap kejahatan perbankan’, di halaman Kantor Cabang BRI, Jalan TVRI, Nunukan...