NUNUKAN – Kondisi ruang kelas di SDN 003 Desa Bukit Harapan, Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, rusak parah.
Bangunan yang seluruhnya terbuat dari kayu ini sudah sangat tidak layak disebut sebagai ruang belajar mengajar.
Dinding papannya jebol karena lapuk dimakan usia, plafon hancur dan berjatuhan, sementara meja dan bangku sekolah menjelma barang usang yang berserakan tak terurus.
‘’Harusnya ada pemetaan bagi sekolah yang rusak parah seperti ini. Bagaimana bisa sekolah bentuknya seperti ini, kerusakannya bukan lagi biasa. Ini menjadi tanda tanya juga terhadap kinerja Dinas Pendidikan Nunukan,’’ ujar Andre Pratama, Senin (07/06/2021).
Andre meminta Dinas Pendidikan lebih aktif menjangkau dan mendata sekolah sekolah rusak yang ada di wilayah terpencil.
Menghadapi belajar tatap muka pada Juli 2021 nanti, tentunya para murid SD butuh suasana yang fresh, sehat dan harus disiplin Protokol Kesehatan demi menghindari terjangkitnya wabah Covid-19.
‘’Jadi warning kami pada instansi yang bertanggung jawab adalah terkait kesehatan. Anak-anak sekolah harus physical distancing, sementara kondisi sekolah tidak memungkinkan. Nanti akan seperti apa itu?,’’ katanya.
Terdapat tujuh ruangan termasuk ruang kantor pada bangunan sekolah dimaksud.
Tiga ruangan diantaranya sama sekali tak bisa digunakan, hal tersebut tentu akan mempengaruhi kenyamanan dan semangat siswa yang akan menuntut ilmu.
Andre berharap persoalan ini menjadi skala prioritas bagi Dinas Pendidikan agar tidak menjadi masalah yang berkepanjangan.
‘’Itu sekolah SD semua warga desa Bukit Harapan berharap banyak dengan sekolah itu. Tolong ini diperhatikan,’’ katanya lagi.
Diminta tanggapan atas keadaan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Nunukan, H.Junaedi, S.H., mengakui kondisinya memang butuh perbaikan.
‘’Tahun ini, sekolah tersebut akan direnovasi. Sumber anggarannya dari CSR Bank BRI. Pihak BRI Pusat sudah melakukan survei dan akan segera diperbaiki total,’’ jawabnya. (Dzulviqor)
