Site icon Kabar Nunukan

Pelajar SMAN 1 Nunukan Nazmy Anshori Berhasil Persembahkan Medali KSN Untuk Kaltara

NUNUKAN – Muhammad Nazmy Anshori, pelajar kelas XI SMAN I Nunukan, Kalimantan Utara, meraih medali perunggu pada Kompetisi Sains Nasional (KSN) antar pelajar pada 7 – 12 November 2021.

Lomba yang digelar Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI ini, diikuti oleh seluruh pelajar di 34 Provinsi di Nusantara dengan peserta sebanyak 228.906 pelajar dari jenjang pendidikan SD hingga SMA sederajat.

Ditemui di rumahnya di Jalan Sei Bilal Nunukan, Nazmy menuturkan awalnya dia tidak percaya atas prestasi yang didapatkan tersebut.

‘’Saya bersyukur bisa meraih perunggu yang menjadi medali pertama untuk Kaltara di bidang ekonomi, awalnya saya tidak yakin karena banyak kendala yang dihadapi saat KSN, baik masalah support dari Disdikbud Kaltara, sampai kendala jaringan. Signal internet sempat blank saat itu,’’ ujarnya, Sabtu (14/11/2021).

Dia menambahkan, KSN kali ini merupakan salah satu event yang paling dia tunggu sejak ia gagal ikut OSN tingkat SMP pada 2020 lalu.

Selain itu, ini merupakan KSN ketiga yang dia ikuti, Nazmy memang kerap menjadi perwakilan Nunukan bahkan Kaltara dalam ajang olimpiade sains.

Terakhir kali ia ikut olimpiade Sains IPS di kota Padang Sumatera Barat saat masih kelas VII SMPN I Nunukan.

Dengan prestasi yang diraih saat ini, ia bertekat untuk mempersembahkan medali emas pada even KSN berikutnya.

‘’Selanjutnya saya akan lebih mempersiapkan diri dengan lebih baik. Saya ingin ikut sebagai salah satu peserta KSN yang lolos dan mendapat emas. Saya punya keinginan bisa berlomba di olimpiade sains internasional di China,’’ katanya.

Perjalanannya mengikuti KSN kali ini juga tidak mudah, ia dihadapkan pada buruknya signal internet sampai minimnya perhatian Pemprov Kaltara bagi peserta KSN.

Saking jeleknya signal internet, justru membuat juri dan pengawas KSN 2021 mengenal namanya.

‘’Sampai berkali kali ditegur oleh pengawas, memang jaringan sempat blank selama tiga hari pertama. Solusinya pihak sekolah membelikan paket data untuk hotspot wifi,’’ tuturnya.

Meski kondisi tersebut sempat mempengaruhi mental tandingnya, ia menjadikan halangan tersebut sebuah motivasi dengan mensugesti dirinya bahwa prestasi harus menjawab segala keterbatasan tersebut.

Ujian tak sampai disana, Nazmy merasa minimnya perhatian Pemprov Kaltara menjadi salah satu point yang perlu digaris bawahi.

Ia menuturkan, sejak mulai persiapan untuk kompetisi KSN ia sendiri yang selalu berusaha mencari sejumlah bahan materi di internet.

Dia mendownload sejumlah hasil penelitian dan disertasi mahasiswa ekonomi beberapa kampus ternama untuk dijadikan referensi.

Beruntung usahanya dalam mencari informasi dan bahan untuk KSN mendapat perhatian dari seorang mentor tim Sagasitas.

Sagasitas adalah sebuah komunitas yang berkonsentrasi dalam pengembangan dan pembimbingan penelitian siswa SMA dan MA di DIY.

Nazmy akhirnya diminta ke Yogyakarta untuk menerima bimbingan dan pembinaan langsung dari mentor tersebut selama 10 hari sebelum KSN digelar.

‘’Semua diserahkan ke sekolah, belum ada perhatian dari Provinsi, mereka tahu ada olimpiade, tapi memang kenyataannya ya begitu, saya 10 hari dibawa ke Yogya oleh mentor, itu ditembuskan ke provinsi gak ada respon. Akhirnya, semuanya sekolah yang biayai sampai selesai acara,’’ katanya lagi.

Ia juga menyesalkan pihak Provinsi yang sempat terlambat mengirimkan link untuk KSN.

Hal ini membuat sekolah kembali berinisiatif menghubungi mentor untuk meminta link.

‘’Mentor menghubungi Provinsi, akhirnya link-nya dikirim ke sekolah. Semua sekolah yang urus,’’tegasnya.

Semua kendala dalam pelaksanaan KSN dianggap Nazmy sebuah dinamika perjalanan yang menjadi pembelajaran.

Nazmy juga tak mau berpuas diri dengan hasil tersebut. Ia bertekat mempersembahkan medali emas pada KSN berikutnya.

Kemendikbud RI merekomendasikan nama Muhammad Nazmy Anshori sebagai salah satu pelajar yang mendapat undangan khusus untuk melanjutkan studinya di kampus ternama, yaitu, Universitas Indonesia (UI) atau Universitas Gajah Mada (UGM).

‘’Masih ada waktu setahun lagi untuk memikirkan kuliah dimana nanti. Saat ini saya fokus untuk agenda Pelatnas untuk KSN berikutnya. Tapi kalau disuruh memilih, saya ingin ke UGM, saya akan mendalami bidang ekonomi disana,’’ tegasnya.

Dimintai tanggapan atas minimnya perhatian Pemprov Kaltara terhadap Nazmy, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltara Teguh Hendri Sutanto menjawab akan melakukan klarifikasi terkait masalah ini.

‘’Setahu saya lombanya daring, artinya kalau memang dikasih penghargaan, nantinya melalui siswa berprestasi. Kecuali kalau lomba nasionalnya tidak daring, kita fasilitasi untuk transport dan lainnya,’’ jawabnya.

Teguh menjelaskan, Disdikbud Kaltara memiliki program peningkatan kompetensi siswa, dimana alokasi anggarannya dianggarkan ke sekolah masing-masing yang disalurkan dengan bentuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Hal tersebut menjelaskan mengapa pihak sekolah diberi kewenangan penuh untuk menangani pelajarnya yang berkompetisi di ajang nasional.

‘’Reward nanti kami ajukan di Biro Kesra, ada alokasi untuk siswa berprestasi tingkat nasional. Masalah perhatian, pasti adalah perhatian. Tapi ini jadi pembelajaran kami, kedepannya Disdikbud Provinsi akan selalu support penuh. Kalau ada pembiayaan akan kami biayai sepenuhnya,’’ tegasnya. (Dzulviqor)

Exit mobile version