Site icon Kabar Nunukan

Keajaiban Ingatan Lansia Terlantar Nunukan: Puluhan Tahun Hilang, Alimuddin Akhirnya Kembali ke Pinrang

NUNUKAN. KN – Di Pinrang, Sulawesi Selatan, tangisan kebahagiaan pecah. Keluarga menyambut kepulangan Alimuddin (93). Lansia ini kembali ke tanah kelahiran setelah puluhan tahun menghilang.

Sebelumnya, keluarga mengira Alimuddin telah tiada. Ia merantau ke Malaysia puluhan tahun silam, dan kabar serta jejaknya lenyap.

Tim Pendamping Dinas Sosial Nunukan menyaksikan langsung momen dramatis ini.

“Itulah, saling peluk diiringi teriakan tangis kebahagiaan bercampur kerinduan cukup keras terdengar,” kata Parmedy, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial (Kabid Rehsos) DSP3A Nunukan, Minggu (19/10/2025).

Titik Awal, DSP3A Nunukan Menemukan Lansia Terlantar

Kisah reuni ini dimulai di Nunukan, Kalimantan Utara.

Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSP3A) Nunukan menerima laporan tentang seorang lansia terlantar. Mereka menemukan Alimuddin dalam kondisi sakit-sakitan dan seorang diri.

Tim DSP3A segera bergerak. Mereka langsung menangani kesehatan Alimuddin.

“Kami bantu membawa beliau berobat. Kebetulan beliau terdaftar di BPJS Kesehatan. Karena itu, kami dapat menangani intervensi klien PPKS (Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial) secara tuntas,” jelas Parmedy.

Peksos Dibuat Yakin oleh Sisa Ingatan

Setelah kondisinya membaik, Pekerja Sosial (Peksos) yang mendampingi mendengar keinginan Alimuddin untuk pulang kampung ke Pinrang.

Keinginan ini sempat membuat Peksos ragu sebab dokter mendiagnosis Alimuddin pikun. Namun, lansia itu bersikeras.

“Bapak Alimuddin dengan tegas meminta Peksos memulangkan dirinya saja ke Pinrang. Ia mengatakan, ‘Pulangkan saja saya ke Pinrang. Saya masih ingat di mana tempat keluarga saya,’” tutur Parmedy menirukan permintaan tersebut.

Melihat keyakinan yang luar biasa itu, Peksos memutuskan untuk tidak melakukan penelusuran keluarga. Mereka percaya pada sisa ingatan Alimuddin.

Misi Kepulangan Tuntas Tepat Waktu

Tim DSP3A Nunukan segera mengurus administrasi dan tiket kepulangan. Mereka kemudian memberangkatkan Alimuddin menggunakan Kapal PT Pelni.

Ia berangkat pulang pada Kamis (16/10/2025) dan tiba di Pelabuhan Parepare dua hari kemudian, Sabtu (18/10/2025).

Setibanya di Pinrang, Tim Pendamping Dinsos Nunukan memulai pencarian keluarga. Mereka mengikuti petunjuk yang Alimuddin berikan.

“Dan benar saja, meski pikun, Bapak Alimuddin tak pernah lupa di mana keluarganya. Kami mempertemukan beliau dengan keluarganya,” imbuh Parmedy.

Keajaiban ingatan seorang kakek 93 tahun ini menuntaskan tugas kemanusiaan Dinsos Nunukan.

Salam Kemanusiaan dari Dinsos Nunukan

Kisah Alimuddin ini memberikan pelajaran berharga.

Parmedy menyebut, realita kehidupan yang tersaji menjadi sebuah motivasi bagi Dinas Sosial Nunukan. Mereka berkomitmen akan terus berbuat dan melaksanakan pelayanan PPKS hingga akhir.

“Tetaplah berbuat baik meskipun sebagian orang menganggap kita bukan orang baik. Salam kemanusiaan,” tutup Parmedy. (Dzulviqor)

Exit mobile version