Site icon Kabar Nunukan

Kasus Balita Hidrosefalus, Dinas Sosial Turun Tangan Urus BPJS dan Lakukan Pendampingan

NUNUKAN – Pemeritah Kabupaten Nunukan, merespon langsung kasus Aisyah (2) balita asal desa Tabur Lestari, Kecamatan Seimanggaris, yang menderita penyakit hidrosefalus.

Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Nunukan (Dinsos dan P3A), Faridah Aryani mengatakan, para petugas sosial langsung turun tangan dengan membuatkan BPJS untuk operasi Aisyah.

‘’Kami sudah mendapat laporan dan sudah kami buatkan BPJS. Aisyah sudah terdaftar sebagai PBI BPJS Kesehatan,’’ ujar Fadirdah, pada Kamis (12/5) kemarin.

Menurut Faridah, persoalan yang menempa Aisyah cukup komplek, karena dipersulit dengan kondisi ekonomi orang tuanya.

Dengan kondisi ekonomi yang terbilang kurang, keadaan keluarga yang ditimpa cobaan, psikologi Ibu tentu memiliki pengaruh besar, bahkan bisa saja menjadi faktor lain bagaimana hidrosefalus terjadi.

‘’Biasanya kalau anak hidrosefalus, ibunya mengalami kekurangan asam sulfat, ada infeksi rahim, atau gangguan dalam istilah kesehatan lainnya. Tapi keadaan serba kekurangan, ditambah beban hidup yang berat, bisa jadi mempengaruhi psikologi dan menjadi alasan mengapa sekian lama si anak terbiar,’’ katanya.

Dia juga menyesalkan lambatnya penanganan terhadap Aisyah, sehingga harus menunggu dua tahun baru mendapat tindakan medis.

‘’Seharusnya pemerintah terkecil seperti Kepala Desanya membentuk tim untuk masalah seperti ini, kami tidak mendapat laporan adanya kasus ini, selanjutnya akan kami coba terus melakukan pemantauan dan pendampingan,’’ ujarnya.

Faridah menambahkan, masyarakat Nunukan memang butuh edukasi dan sosialisasi terhadap fungsi dan peran Dinsos dan P3A.

Namun demikian, saat pemerintah sudah siap untuk melakukan agenda sosialisasi dan edukasi kesehatan, masyarakat kurang berminat dan tidak datang saat diundang.

‘’Padahal masalah BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) cukup penting. Mereka bisa diberi tahu bagaimana tumbuh kembang anak, apa risiko tidak memeriksakan anak saat hamil. Nah bisa jadi juga, si Ibu tidak pernah peduli keadaan janinnya, sehingga melahirkan anak seperti kasus Aisyah ini,’’ lanjutnya.

Terkait kasus Aisyah, Dinsos dan DP3A Nunukan akan melakukan penelusuran lebih jauh, serta melakukan pendampingan.

Bukan hanya terkait kesehatan Aisyah, melainkan mendalami kejadian sebenarnya dari asal muasal mengapa sampai terjadi kasus yang kini menjadi sorotan masyarakat di perbatasan RI – Malaysia ini.

‘’Sementara kita akan berfokus pada masalah kesehatan bayinya dulu, selanjutnya akan ada tindakan lebih lanjut untuk ibunya dan kondisi yang dialaminya. Kami sangat prihatin atas keadaan ini,’’ kata Faridah. (Dzulviqor)

Exit mobile version