Site icon Kabar Nunukan

Dari Telaga Kehidupan Seimanggaris, Upaya Menjaga Eksistensi Mata Air Bagi Kebutuhan Air Bersih Warga Perbatasan

NUNUKAN – Sebuah telaga yang terletak di Desa Srinanti Kecamatan Seimanggaris, Nunukan, menjadi sumber air bersih bagi warga setempat.

Tidak sedikit dari mereka berjalan puluhan kilometer untuk mengambil air dan mencuci di telaga yang dikenal sebagai ‘’Telaga Kehidupan’ ini.

Melihat kondisi ini, PT. Duta Tambang Rekayasa (DTR) melalui program Corporate Social Responsibilily (CSR), berupaya mengalirkan air telaga, langsung ke rumah warga.

‘’Dua tahun belakangan, PT DTR sudah berhasil mengalirkan air bersih bagi sekitar 156 Sambungan Rumah (SR) di SP 1. Dan kita masih mengupayakan 126 SR lagi untuk SP 2,’’ ujar Eksternal Relation PT DTR Nunukan, Latif Syarifuddin, Sabtu (4/2/2023) kemarin.

Latif mengatakan, sebagian warga di SP 2, sudah menikmati aliran air ke rumah mereka.

Saat ini, terdapat sekitar 5 rukun tetangga (RT) yang belum terlayani, karena disebabkan oleh beberapa kendala.

‘’Kendalanya memang pada tenaga listrik. Perlu adanya penambahan daya oleh PLN, sehingga distribusi air bisa selesai dan dinikmati semua warga di SP 1 dan SP 2 Seimanggaris,’ ’kata Latif.

Kendala tersebut akhirnya menjadi perhatian Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang, saat berkunjung di lokasi.

Gubernur berjanji akan menjadikan persoalan air bersih warga menjadi skala prioritas.

‘’Kita akan segera atasi kendala kelistrikannya. Akan ada penambahan daya kapasitas agar listrik mampu membantu kesulitan pasokan air bersih ke rumah warga,’’ ujarnya saat dikonfirmasi.

Zainal juga menyempatkan diri melihat langsung telaga kehidupan yang menjadi sumber mata air baku bagi warga di wilayah ini.

Ia bahkan sempat mencuci muka dengan air telaga, dan berharap, telaga kehidupan terus memainkan perannya dalam memenuhi kebutuhan air bersih warga Seimanggaris.

‘’Kita akan pikirkan cara agar bagaimana warga Seimanggaris menikmati air bersih. Salah satunya memastikan kendalanya teratasi, termasuk kendala listrik itu tadi,’’ tegasnya.

Seperti diketahui, telaga kehidupan pernah dimanfaatkan oleh PDAM, sebagai sumber air bersih bagi warga.

Namun terbatasnya bahan bakar minyak membuat layanan PDAM hanya melayani warga seminggu sekali. Saat itu, sekali mendapat layanan air, pelanggan diharuskan membayar Rp. 25.000.

Dengan adanya bantuan CSR PT. DTR, masyarakat hanya membayar sesuai pengeluaran dan pemakaian ke BUMDES, dengan budget yang jauh lebih irit.

Sayang, eksistensi telaga kehidupan ini terancam hilang karena di sekitar telaga sudah mulai ditanami kelapa sawit.

Dampaknya cukup terasa, debit air yang tadinya mengalir sekitar 12 liter perdetik, kini menjadi 9 liter perdetik.

PT DTR juga sudah melakukan antisipasi menjaga debit air. Mereka mendatangkan bibit tanaman bambu dari Jawa Barat, dan menanamnya sebagai pagar hidup yang mengelilingi telaga kehidupan.

‘’Semua tahu betapa pentingnya arti telaga kehidupan, tinggal bagaimana kita menjaganya,’’ kata Latief. (Dzulviqor)

Exit mobile version