Site icon Kabar Nunukan

Terkendala LocKdown, 7 Anak PMI Gagal Ikut ANBK 2021

Ilustrasi : ujian persamaan paket B di yayasan Al Firdaus (Maulini)

NUNUKAN – Sebanyak 7 anak Pekerja Migrant Indonesia (PMI) di Tawau Malaysia gagal ikut Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) yang digelar 4 – 7 Oktober 2021.

Mereka tak terdaftar sebagai pelajar di sekolah yang berada di bawah naungan Konsulat RI di Tawau. Namun demikian nama mereka terdaftar dalam Dapodik Indonesia.

‘’Anak anak PMI tersebut, berada di sekolah tanpa naungan KRI di Kalabakan, Malaysia. Mereka seharusnya bisa mengikuti ANBK di PKBM Al-Firdaus, namun sayang banyak kendala yang dihadapi,’’ujar Ketua Yayasan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Al-Firdaus Sebatik, Maulini Zainal Abidin, Kamis (7/10/2021).

Maulini menjelaskan, para pelajar yang gagal ikut ANBK tersebut adalah pelajar Malaysia yang dikelola PKBM Firdaus di Sebatik.
Selama ini, mereka hanya belajar secara daring akibat terkendala lockdown sebagai kebijakan dalam penanggulangan covid-19.

Alasan mengapa para anak PMI tersebut gagal ANBK, adalah karena PKBM AL – Firdaus, sudah diambil alih KRI Tawau sejak 2018.

‘’Akibatnya kami pengurus yayasan Al Firdaus tidak lagi mengelola PKBM yang ada di Malaysia. Kami meninggalkan Malaysia, namun tetap istiqomah menjalankan pendidikan itu. Saya merasa punya tanggung jawab mendidik anak negara kita sendiri dimanapun dia berada, saya sudah terpanggil untuk itu,’’katanya.

PKBM Al Firdaus memiliki sekitar 2000 pelajar dari jenjang SD sampai SMA. Pasca pengambil alihan kewenangan oleh KRI Tawau, sekitar 1600 pelajar terakomodir sementara sisanya, memilih berhenti dan banyak yang pulang kampung.

‘’Dari 400 pelajar yang tersisa, mereka tidak punya identitas kartu keluarga, itulah yang menjadi kendala. Bagaimana status untuk bersekolahnya, namun semua terdaftar dalam Dapodik Indonesia termasuk 7 anak PMI paket B yang batal mengikuti ANBK itu,’’jelas Maulini.

Dengan kondisi tersebut, tak mungkin mereka dikeluarkan dari Malaysia dengan sistem yang ada saat ini.

Sementara untuk mendapat pendampingan PKBM ataupun untuk memanggil mereka ke Indonesia agar ikut ANBK, masih terganjal lockdown.

Untuk mengikutkan mereka ANBK di KRI, juga tidak mungkin. Karena mereka tidak berada dalam naungan KRI dan masih terdaftar dalam Dapodik Indonesia.

‘’Saya hanya bisa mengimbau orang tua mereka, sekolahkan mereka di sekolah KRI terdekat. Saya akan bantu mengurus Dapodiknya. Dengan demikian, kendala gagal ANBK tidak akan terjadi lagi,’’kata Maulini. (Dzulviqor)

Exit mobile version