NUNUKAN, KN – Masyarakat Dayak di pedalaman Nunukan, Kalimantan Utara, punya cara unik menjaga generasi muda dari bahaya narkoba.
Mereka melestarikan sebuah warisan leluhur yang ampuh yakni, Sumpah Tagal.
Tradisi ini bukan sekadar ritual, melainkan sebuah benteng kokoh yang melindungi anak-anak mereka dari pengaruh buruk narkoba.
Sumpah Darah Anjing yang Sakral
Widodo, Kepala Bidang Kewaspadaan Dini di Kesbangpol Kabupaten Nunukan, mengungkapkan rahasia Sumpah Tagal.
“Di Lumbis Ogong, mereka mengamalkan Sumpah Tagal untuk menangkal dan menjaga anak-anak dari narkoba,” ujarnya saat acara sinergi dengan wartawan dan satuan intelijen pada Selasa (22/7/2025).
Sumpah Tagal menggunakan darah anjing sebagai persembahan.
Masyarakat Adat Dayak meyakini darah anjing sangat sakral, dan melanggarnya adalah pantangan besar.
Menurut Widodo, tradisi nenek moyang jauh lebih berpengaruh di pedalaman Nunukan dibanding hukum negara.
“Penduduk Adat di Lumbis Ogong pantang melanggar ajaran leluhur. Efeknya beda banget kalau cuma dijelaskan undang-undang negara,” jelasnya.
Bahkan, Widodo menambahkan, pemilihan kepala desa (Pilkades) di pedalaman Nunukan bisa lebih ramai dari pemilu!
Benteng Ampuh di Wilayah Narkoba Terbanyak
Meskipun Widodo belum mengetahui detail ritual dan konsekuensi pelanggaran Sumpah Tagal, ia yakin tradisi ini sangat efektif.
“Nunukan adalah salah satu wilayah dengan kasus narkoba terbanyak. Adanya kebijakan lokal seperti Sumpah Tagal menjadi benteng bagi narkoba masuk ke wilayah mereka,” katanya.
Masa Depan Pemuda Nunukan, Forum Pelita
Selain Sumpah Tagal, Kepala Kesbangpol Nunukan, Hasan Basri Mursali, juga menggagas pembentukan Forum Pemuda Lintas Agama (Pelita).
Pelita bertujuan menjadi wadah bagi anak muda untuk melawan radikalisme, narkoba, dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Pelita akan berdiri independen, berfungsi sebagai tameng untuk meminimalkan ujaran kebencian, berita hoaks, kriminalitas, serta menyosialisasikan kebangsaan bagi generasi muda dan masyarakat.
“Nunukan punya beberapa isu besar yang butuh solusi, seperti paham radikal, narkoba, TPPO, dan illegal fishing. Kita butuh anak muda tampil dan berperan untuk keamanan di perbatasan,” tutupnya. (Dzulviqor)