NUNUKAN – Sejumlah oknum guru di SDN 008, Desa Beringin, Kecamatan Lumbis, Kabupaten Nunukan, menuai kritik dari masyarakat setempat karena dianggap telah mengabaikan tugasnya sebagai tenaga pendidik.
Kritikan tersebut diunggah oleh akun Facebook Jemi Pompong Matus, pada Minggu (4/6) lalu.
Dalam postingannya, Jemi mengatakan, sejumlah guru kerap lambat tiba di sekolah, bahkan baru nongol ketika anak-anak sudah pulang.
“Istilahnya murid menunggu guru, bukan guru menunggu murid,” tulis Jemi.
Dia juga menyoroti tenaga honorer yang berstatus putra daerah yang hanya muncul tiga bulan sekali di sekolah.
“Bagaimana anak-anak kita mau pintar jika begini, kalau silakan mengundurkan diri,” keluhnya.
Untuk kasus ini, Jemi meminta pemerintah melakukan evaluasi tenaga honor pada sekolah dimaksud.
Tanggapan Dinas Pendidikan.
Kepala Bidang Ketenagaan, Kurikulum, Sastra dan Perizinan (K2SP), pada Dinas Pendidikan Nunukan, Asnawi, mengatakan, kritik yang disampaikan di sosial media tersebut menjadi evaluasi dan informasi penting bagi Dinas Pendidikan.
Oleh karenanya, Dinas Pendidikan telah menyampaikan kepada UPT Lumbis untuk menginvestigasi informasi dimaksud.
‘’Kita sudah tugaskan UPT untuk mencari bagaimana faktanya, siapa saja guru yang tidak masuk, betulkah kasusnya demikian?’’ ujar Asnawi, Selasa (7/6).
Dia mengatakan, agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi, pihaknya masih menunggu laporan dari investigasi yang dilakukan.
‘’Jangan sampai statemen kita merugikan guru di perbatasan. Untuk mau mengajar disana saja sudah syukur kami. Jadi ketika ada info, harus dipastikan kebenarannya dulu,’’ jelasnya.
Ia berasumsi, bisa jadi kondisi tersebut dipengaruhi kebiasaan mengajar daring saat pandemi COVID-19.
‘’Betul saja yang dibilang di Fb itu, pemerintah pusat sudah bangunkan fasilitas pendidikan layak dan diminta untuk serius dalam mendidik. Hanya saja, kita butuh kebenarannya seperti apa?, jawaban itu yang akan kita pertanggung jawabkan ke masyarakat,’’ tegas Asnawi. (Dzulviqor)