Site icon Kabar Nunukan

PMI Nunukan Kumpulkan Rp 138 Juta untuk Korban Banjir Sumatera dalam 12 Hari

NUNUKAN, KN – Palang Merah Indonesia (PMI) Nunukan, Kalimantan Utara, bersama elemen masyarakat sukses menggalang dana bagi korban banjir di Pulau Sumatera. Mereka menjalankan aksi kemanusiaan ini mulai 3 hingga 15 Desember 2025 pada berbagai titik strategis.

​Relawan menyisir lampu merah jalan protokol, lingkungan sekolah, alun-alun, pasar, hingga sanggar komunitas seni. Aksi lapangan ini membuahkan hasil signifikan bagi para korban musibah.

​Jamin Transparansi Publik

​Ketua PMI Nunukan, Sadam Husein, membeberkan hasil perolehan dana dalam jumpa pers, Kamis (18/12). Melalui pengumuman ini, PMI Nunukan menunjukkan rincian nominal serta arah bantuan sebagai bukti akuntabilitas kinerja kepada publik.

​”Masyarakat menyumbangkan total Rp 138.613.708 selama 12 hari aksi kami,” ujar Sadam.

​PMI Nunukan sengaja mengarahkan bantuan dalam bentuk uang tunai. Saat ini, kendala distribusi barang masih menghambat bantuan logistik menuju lokasi bencana. Medan yang sulit terjangkau membuat pengiriman barang fisik menjadi kurang efektif.

​Pihaknya mengikuti instruksi PMI Pusat agar memprioritaskan donasi uang. Langkah ini memudahkan tim lapangan membelanjakan kebutuhan warga pada wilayah terdekat dari titik banjir.

​Rincian Penyaluran Dana

​PMI Nunukan menyetorkan seluruh donasi tersebut melalui PMI Provinsi Kaltara. Secara kolektif, PMI Kaltara menghimpun dana sebesar Rp 393.867.363 untuk masyarakat Sumatera.

​Pihak PMI membagi anggaran tersebut ke tiga provinsi terdampak:

​Sadam menilai bencana kali ini membawa dampak kerusakan yang sangat parah. Banjir menghancurkan pemukiman warga dan melenyapkan sebagian desa. Pemerintah Pusat pun perlu merancang pola penanganan jangka panjang karena penduduk kehilangan tempat tinggal mereka.

​Prioritas Kemanusiaan

​Menanggapi pernyataan Mensos RI, Syaifullah Yusuf, perihal izin penggalangan dana, Sadam menolak berpolemik. Ia memilih fokus mencurahkan perhatian pada kondisi darurat yang menimpa para korban.

​”Kami tidak mengamini kontroversi terkait izin tersebut. Bagi kami, kemanusiaan berdiri di atas segalanya,” tegas Sadam. (Dzulviqor)

Exit mobile version