NUNUKAN – Anggota DPRD Nunukan, Hj Nursan, meminta warga di daerah pemilihannya tidak patah semangat ketika usulan usulan pembangunan, belum direalisasikan Pemkab Nunukan, Kalimantan Utara.
‘’Saya selalu beri semangat, saya bilang ke masyarakat terus usulkan, jangan berhenti. Karena yang diusulkan saja belum tentu dikerja, apalagi tidak diusulkan,’’ ujarnya, Sabtu (9/12/2023).
Statemen tersebut, terucap dalam reses yang dilakukannya sebagai agenda penjaringan aspirasi warga Pulau Sebatik.
Kata Nursan, warga Sebatik cukup memahami mengapa masih banyak usulan pembangunanbdalam Musrenbang atau reses anggota DPRD Nunukan tak terakomodir.
Meski ada kekecewaan dan banyak pertanyaan terkait masalah itu, Nursan berpendapat bahwa warga butuh banyak sosialisasi, interaksi dan tanya jawab untuk memuaskan penasaran mereka.
Dan itulah yang dilakukannya dalam setiap reses yang dilakukan.
‘’Memang banyak usulan jalan tani yang sudah sekian tahun belum terakomodir. Sehingga usulan yang banyak kita tampung sampai sekarang ya masih tentang pembangunan jalan tani,’’ jelasnya.
Lanjutnya, petani di Sebatik sebenarnya tidak akan mengeluhkan penghasilan mereka, ketika akses jalan memadai dan mudah dilalui. Sayangnya, banyak jalan tani yang rusak, dan membuat hasil kebun tertahan.
‘’Tidak sedikit juga petani kelapa sawit yang terpaksa membiarkan buahnya membusuk di pohon karena tidak bisa membawa keluar kebun karena jalanan rusak,’’ imbuhnya.
Selain jalan tani, warga Sebatik juga berharap perbaikan jalan rusak sepanjang 1 km di Jalan Desa Sei Nyamuk yang sudah bertahun tahun belum diperbaiki.
Jalan yang menghubungkan warga ke Bukit Aru Indah ini sudah sering ditambal warga dengan kerikil atau tahi batu, agar mudah dilewati saat hujan.
Kondisi anjloknya harga rumput laut juga memukul perekonomian warga Sebatik. Nursan juga kembali mengingatkan bahwa setiap usaha, apa pun bentuknya, tentu memiliki konsekuensi pasang surut, yang menjadi dinamika dan problematika umum.
‘’Jadi memang warga kita sedang terpuruk secara ekonomi. Maka mereka butuh lebih banyak interaksi dengan para wakilnya, dengan para pengambil kebijakan agar galau mereka bisa teratasi,’’ tuturnya.
Selain itu, di momen politik ini, Nursan memberikan edukasi bagi warga agar tidak mengambil sikap apatis atau Golput dalam Pemilu Presiden, 14 Februari 2024 nanti. Setiap warga Negara yang cukup umur, memiliki hak suara yang sama, yang menentukan langkah Indonesia ke depan.
Sehingga memelihara suara masyarakat kecil, menjadi sebuah tantangan tersendiri dalam demokrasi.
‘’Intinya jangan menyia nyiakan hak suara kita. Mari berpartisipasi dan memberikan andil kita untuk menyalurkan suara di setiap pesta demokrasi,’’ kata politisi Gerindera ini. (Dzulviqor)