NUNUKAN – Pasangan Calon Basri – Hanafiah (BAHAGIA) akan merawat sejumlah aset bangunan Pemerintah yang terbengkalai, saat Basri menjabat Bupati Kabupaten Nunukan, periode 2011 – 2016 lalu.
Ketua tim pemenangan BAHAGIA, La Dulah, menuturkan, pihaknya telah menginventarisir sejumlah aset Pemda yang tidak terawat dan menjadi sorotan publik.
“Seperti Islamic Centre banyak mengalami kerusakan di bagian gedung, dan Kristian Centre yang sama sekali tidak difungsikan,” tutur La Dulah.
Ironisnya, Kristian Centre, yang dibangun untuk keperluan umat kristen tersebut, sarana dan prasarana nya banyak yang raib.
‘’Kita akan fokus merawat gedung gedung yang dibangun pemerintah untuk masyarakatnya. Itu juga termasuk pendidikan sosial. Selama ini, Pemerintah tidak memandang aset aset tersebut penting, salah satu sebabnya karena dendam politik,’’ keluh La Dulah.
Yang peling memprihatinkan, adalah keberadaan Politekhnik Negeri Nunukan, yang belum menjadi ikon di daerah ini.
Padahal, Poltek merupakan kampus harapan anak anak perbatasan untuk mengenyam pendidikan tinggi tanpa harus keluar biaya besar, seperti kuliah di luar Kaltara.
‘’Untuk swafoto saja, anak anak kita malu. Bayangkan ketika mahasiswa malu dengan almamaternya, bukannya bangga. Itu kemunduran pendidikan. BAHAGIA akan berupaya merubah itu. Kita jadikan Poltek Nunukan megah, dan menjadi kampus kebanggaan Nunukan,’’ lanjutnya.
‘’Dan saat ini, Bandara Nunukan juga sudah lama tidak melayani penerbangan ke Tarakan. Ini kerugian besar bagi masyarakat. BAHAGIA menjanjikan rute penerbangan subsidi ke Tarakan,’’ kata La Dulah lagi.
Banyak gedung yang dibangun era Basri, seakan kurang mendapat perhatian, karena anggapan fasilitas masyarakat tersebut, dibangun lawan politik, dan tidak perlu dianggap penting.
Mestinya, dengan banyaknya perusahaan yang bergerak di berbagai sektor di Kabupaten Nunukan. Pembangunan daerah bisa lebih intens dan terjadi pemerataan di semua lini.
Faktanya, meski perusahaan tambang, dan perkebunan demikian banyaknya, sangat minim fasilitas masyarakat yang dibangun menggunakan CSR.
‘’Ketika BAHAGIA dipercaya masyarakat Nunukan, kita perbaiki semua aset yang mangkrak. Itu salah satu pendidikan moral juga. Jadi pendidikan tidak melulu soal sekolah, dan tenaga pendidik. Karena adab dan tanggung jawab moral, posisinya jauh lebih tinggi ketimbang sekedar titel akademik,’’ tegas La Dulah. (Dzulviqor)