Laporan Reporter Radio STI (Niko Ruru)
NUNUKAN, KN — Masyarakat di wilayah Kabudaya (Nunukan Daratan) Kalimantan Utara, menaruh harapan besar untuk mengakses Malaysia melalui jalur resmi dengan paspor. Namun, meskipun kesiapan di tingkat lokal sudah matang, pemerintah pusat masih menahan lampu hijau. Akibatnya, layanan paspor di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Labang belum bisa beroperasi.
Kepala Kantor Imigrasi Nunukan, Adrian Soetrisno, menegaskan, pihaknya telah menyiapkan semua kebutuhan secara teknis. “Secara sumber daya manusia, infrastruktur, dan teknologi, kami sudah siap untuk melayani pelintas batas,” ujarnya. Ia menambahkan, “Kami hanya menunggu perintah pusat kapan mau mulai.” Pernyataan ini muncul sebagai respons langsung terhadap tingginya desakan dari warga yang ingin memanfaatkan jalur perlintasan yang telah disepakati oleh kedua negara.
Alasan Mendesak, Dari Sejarah hingga Ekonomi
Lagipula, desakan ini bukan tanpa alasan. Camat Lumbis Pansiangan, Lumbis, S.Sos.,MM, menjelaskan, pembukaan layanan paspor ini adalah implementasi dari kesepakatan bilateral Border Cross Agreement (BCA) antara Presiden Indonesia dan Perdana Menteri Malaysia pada 8 Juni 2023.
Saat ini, warga hanya bisa melintas dengan Pas Lintas Batas (PLB). Oleh karena itu, dokumen tersebut membatasi pergerakan mereka hanya di wilayah tertentu. “Warga perbatasan seolah terkurung pada kawasan akses terbatas,” tambah Lumbis. Dengan layanan paspor, mereka bisa bepergian ke mana saja, dan sebaliknya.
Selain itu, penggunaan paspor akan memberikan manfaat ganda yang signifikan secara strategis:
1. Akselerasi Ekonomi: Layanan paspor akan membuka pintu perdagangan dan pariwisata antara Nunukan Daratan dan kota-kota di Sabah, Malaysia. Bahkan, layanan ini juga akan memudahkan warga Sabah untuk masuk ke wilayah Kalimantan, termasuk ke Ibu Kota Nusantara (IKN).
2. Peningkatan Keamanan: Paspor sebagai alat identifikasi resmi akan mempermudah pengawasan pergerakan orang. Dengan begitu, keamanan di wilayah perbatasan menjadi lebih terjamin bagi kedua negara.
Harapan Besar di Tengah Tantangan Birokrasi
Meskipun kesiapan di tingkat lapangan sudah terpenuhi, tantangan terbesar tetap berada di ranah birokrasi dan keputusan politik pusat. Realisasi layanan paspor di PLBN Labang akan menjadi indikator kunci sejauh mana kesepakatan tingkat tinggi dapat diimplementasikan di lapangan.
Pada akhirnya, ini bukan hanya tentang kemudahan administrasi, melainkan juga tentang mewujudkan harapan besar masyarakat perbatasan untuk terhubung lebih luas dan mengakselerasi kemajuan ekonomi di wilayah mereka.