Site icon Kabar Nunukan

Kirab Bendera Merah Putih 1000 Meter di HUT 78 RI, Upaya Komunitas Pemuda Kaltara Memupuk Nasionalisme dan Cinta Bendera

NUNUKAN – Aksi kirab bendera merah putih sepanjang 1000 meter, pada rangkaian perayaan HUT ke 78 RI, di Nunukan, Kalimantan Utara, diikuti oleh sekitar 5000 masyarakat dari berbagai lapisan.

Mereka melakukan long march sejauh 4 Km, dimulai dari GOR Sei Sembilan Nunukan, menuju Tugu Dwikora yang menjadi monumen sejarah RI dalam mempertahankan Tanah Air, dalam peristiwa Konfrontasi Indonesia – Malaysia, pada 1961, dimana Presiden RI Soekarno, memproklamirkan gerakan ‘’Ganjang Malaysia’’.

‘’Kirab bendera menjadi momen mengenang sejarah perjuangan dan pengorbanan pahlawan. Selain itu, merah putih sebagai lambang Negara ini, harus menjadi urat nadi yang tertanam kuat di sanubari para generasi bangsa kita,’’ ujar Inisiator kirab bendera 1000 meter di Nunukan, Che Ageng, (20/8/2023).

Antusiasme masyarakat di perbatasan RI – Malaysia ini, cukup mengejutkan, karena awalnya, kirab bendera menargetkan 3000 orang untuk mengarak bergantian bendera sepanjang 1000 meter dengan berat lebih 100 Kg tersebut.

Che menegaskan, ternyata, ketika para pemuda memanggil atas nama Indonesia, tidak ada yang menanyakan suku, ras, golongan maupun agama, untuk memenuhi seruan tersebut.

‘’Konsep kirab bendera kami ini sifatnya undangan untuk masyarakat agar bergabung merayakan HUT RI. Seruan tersebut disambut antusias dan mereka merasa terpanggil tanpa kecuali. Kita menyaksikan Bhineka Tunggal Ika di perbatasan Negara ini,’’ imbuhnya.

Asal usul bendera 1000 meter

Che menuturkan, bendera 1000 meter yang diarak menuju Tugu Dwikora, dibuat pada 2014.

Saat itu, panjang bendera masih 6 meter, dan masih dibentangkan setiap perayaan HUT RI dan perayaan hari bersejarah lain.

Saat itu, komunitas orang Indonesia (OI) Tarakan yang menjadi penggerak sekaligus inisiator kirab, sepakat urunan untuk memanjangkan bendera, dengan tujuan memberikan andil dan kontribusinya dalam perayaan hari-hari bersejarah Negara.

‘’Awal kita membentangkan bendera, ada rasa berbeda yang seakan menguatkan cinta kita pada merah putih. Kita selalu merasakan itu, sampai akhirnya pada 2018, komunitas OI Tarakan berkumpul, dan muncullah ide memanjangkan bendera setiap kali keluar dari lipatannya. Dananya dari urunan teman-teman,’’ tuturnya.

Tahun 2018, bendera ditambah panjang menjadi 220 meter, dan caranya bukan lagi dibentangkan, melainkan dengan diarak atau kirab.

Sejak itu, Komunitas OI Tarakan, mulai menjalin komunikasi dengan banyak Ormas Pemuda dan Adat, juga bersinergi dengan TNI – Polri dan pemerintah.

‘’Begitu kita kirab, antusiasme masyarakat sangat tinggi, ada sekitar 2000 orang yang ikut bergabung pada 2019. Panjang bendera saat itu 500 meter. Dan lagi lagi, rasa merayakan kemerdekaan dalam kebersamaan, kekompakan, sungguh luar biasa,’’ imbuhnya.

Gerakan di bawah satu bendera

Bendera kembali dikirab pada perayaan HUT Kota Tarakan pada 2021, saat itu panjang bendera 677 meter, dan dikirab mulai Bandara Juwata, sampai Simpang Sebengkok, dengan peserta sekitar 3000 orang.

Pada akhirnya, Komunitas OI Tarakan, kembali bersepakat membentuk sebuah gerakan yang diberi nama ‘’Dibawah Satu Bendera’’ dan mengusung misi menularkan nasionalisme dan menguatkan Kebhinekaan atas dasar ‘’karena kita semua Indonesia’’.

‘’Bendera kita panjangkan lagi, dan sampailah 1000 meter. Kita mainkan di Nunukan. Lagi lagi pemandangan dan semangat nasionalisme warga perbatasan membuat kita terkejut. Ada 5000 orang ikut kirab, dengan semangat satu Indonesia,’’ lanjutnya.

Komunitas inipun rela menabung setiap kali hendak melakukan aksi kirab. Meski biaya menuju satu pulau ke Pulau lain di Kaltara tidak murah, namun semangat nasionalisme menjadikan tekad mereka pantang mengeluh.

Gelora semangat di Nunukan seakan membara, apalagi ikon Dwikora dengan sejumlah diorama para pahlawan yang gugur saat konfrontasi, yang terpajang di dinding tugu, kian mengobarkan partiotisme di tapal batas Negara.

Acara kirab merah putih, ditutup dengan deklarasi merah putih, berisi ikrar persatuan dan persatuan, menjaga persaudaraan, tidak menebar hoaks dan kebencian, serta sepakat menangkal intoleransi, radikalisme juga terorisme.

Che menambahkan, gerakan ‘Dibawah Satu Bendera’ juga mengajak warga Kaltara untuk mensukseskan Pemilu 2024 yang damai, jujur, dan bebas, dan agar warga Kaltara, tidak mudah terprovokasi, dan tidak mudah mempercayai berita yang tidak jelas sumbernya.

‘’Berapapun panjang bendera tidak akan kami MURI-kan. Biarkan kami dengan tekad dan niat tulus kami. Kami bergerak ‘’Dibawah Satu Bendera’’. Tidak mau ada tendensi politik, kami pure menggelorakan nasionalisme. Doakan kami Istiqomah dan terus menularkan cinta merah putih,’ ’tegasnya. (Dzulviqor)

Exit mobile version