Site icon Kabar Nunukan

Kenang Konfrontasi RI – Malaysia, LANAL Nunukan Berencana Bangun Tugu Perjuangan di Siglayan Tempur

NUNUKAN – Pangkalan TNI AL (LANAL) Nunukan, Kalimantan Utara, mengundang para legion veteran RI yang terlibat dalam sejarah konfrontasi RI – Malaysia pada 1963 sampai 1966.

Momen tersebut, menjadi rangkaian perayaan HUT TNI AL 78, yang digelar di Mess Yos Sudarso milik LANAL Nunukan, Kamis (7/9/2023).

Danlanal Nunukan, Letkol Laut (P) Arief Kurniawan Hertanto, mengatakan, mengenang sejarah bangsa dan semangat perjuangan dari pelaku sejarah, memiliki nilai mahal serta arti penting bagi prajurit.

‘’Sehingga dalam setiap perayaan HUT TNI AL, kita selalu melibatkan para veteran. Dari mereka kita banyak belajar sejarah, memaknai perjuangan dalam mempertahankan NKRI,’’ ujarnya, Kamis (7/9/2023).

Di hadapan para veteran, Arief meminta agar para legion tersebut tidak sungkan memberikan teguran atau bahkan peringatan keras, manakala ada kebijakan atau langkah TNI AL di Nunukan yang keluar dari jalur atau koridor yang selama ini menjadi aturan sakral bagi prajurit.

Arief sangat berharap, masukan dan kritik membangun dari para pelaku sejarah, sehingga menjadikan prajurit LANAL Nunukan, semakin memiliki semangat tinggi menjaga perbatasan RI.

‘’Kalau kami salah, mohon jangan ragu dimarahi, ditegur dengan keras. Karena dengan demikian, jalan kami akan selalu lurus dan selalu tegak lurus dalam menjunjung aturan juga norma keprajuritan,’’ imbuhnya.

Bermohon untuk membangun tugu sejarah di Siglayan Tempur

Selain itu, LANAL Nunukan sudah berkirim surat ke markas besar Angkatan Laut (Mabesal), berisi permohonan dukungan pembangunan tugu sejarah, di Siglayan Tempur, layaknya monument Dwikora yang telah berdiri di pusat Kota Nunukan saat ini.

Arief menegaskan, Siglayan Tempur, merupakan sebuah medan perang penuh histori yang memang seharusnya memiliki sebuah tugu sejarah untuk pengingat warga di perbatasan RI – Malaysia.

‘’Bahwa dulu ada cerita sejarah pertempuran hebat di Siglayan Tempur di Kecamatan Seimanggaris itu. Tugu juga bertujuan untuk mengenang sejarah para pejuang KKO yang telah gugur di Medan Perang saat konfrontasi dengan Malaysia yang dibantu oleh tentara Gurkha (pasukan khusus Inggris) di Rimba Siglayan Tempur, Sekaduyan Taka, Simanggaris,’’ tambahnya.

Arief menegaskan, konfrontasi Indonesia-Malaysia, adalah sebuah peristiwa perang terkait persengketaan wilayah dan penolakan penggabungan wilayah Sabah, Brunei, dan Sarawak.

Pertikaian ini terjadi antara Federasi Malaysia dan Indonesia pada tahun 1962 – 1966. Peristiwa konfrontasi Indonesia-Malaysia ini bahkan membuat Indonesia keluar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1965.

‘’Jadi situs bersejarah yang ada di perbatasan RI – Malaysia ini perlu dibangun. Semua harus tahu ada sejarah perjuangan yang hebat, dengan banyak pahlawan gugur disana,’’ kata dia.

Tak hanya meminta izin pembangunan tugu di Siglayan, LANAL Nunukan juga meminta sejumlah tank dan meriam, untuk melengkapi keberadaan monumen dimaksud.

‘’Sedang berproses, kita tunggu saja, mudah mudahan segera,’’ harapnya.

Pada HUT TNI AL 78, LANAL Nunukan, Kalimantan Utara, memiliki sejumlah agenda, antara lain bersih bersih kali, yang merupakan kepedulian TNI AL menjaga kebersihan laut, juga sebagai ajang edukasi agar masyarakat nelayan tidak membuang sampah ke laut.

Ada aksi donor darah, melibatkan semua instansi keamanan di Nunukan, dan ada sejumlah kegiatan bhakti sosial lainnya. (Dzulviqor)

Exit mobile version