NUNUKAN – Dinas Kesehatan Nunukan, mencatat kasus malaria knowlesi pernah ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, pada 2021 silam.
‘’Temuan untuk kasus malaria knowlesi, pertama kami kita mencatat di tahun 2021, dan berlanjut di 2022. Saat itu ada 3 kasus, dan sudah dilakukan pengobatan sampai sembuh. Terbaru, kita temukan 5 kasus, dengan gejala seperti 3 kasus sebelumnya yang juga ada di Pulau Sebatik,’ ’ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, pada Dinkes Nunukan Sabaruddin, pada Jumat (7/4/2023) kemarin.
Dia mengungkapkan, untuk 5 kasus terbaru, pihaknya telah mengirimkan sampel pasien ke Balitbangkes Jakarta dan sedang menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.
Lanjut Sabaruddin, lima orang suspek yang ditemukan saat ini adalah pekerja yang beraktivitas di areal hutan dan pernah berinteraksi dengan kera ekor panjang.
Hasil analisa sementara, penderita adalah eks PMI yang pernah bekerja di perkebunan wilayah Sabah – Malaysia.
‘’Memang semua suspek kita mengaku bekerja di hutan. Dan mereka bekerja di daerah Malaysia,’’ kata dia.
Dengan adanya 5 suspek malaria knowlesi, Dinkes Nunukan memberi perhatian khusus dan pengawasan melekat.
Sebab, status Nunukan yang merupakan daerah eliminasi malaria, mengharuskan para tenaga kesehatan Puskesmas membentuk tim kewaspadaan dini, guna membuat laporan mingguan ke Dinkes.
Jika ditemukan jangkitan yang berpotensi wabah, maka laporan tersebut akan menjadi laporan harian. Sehingga pencegahan dan antisipasi bisa dilakukan lebih awal.
‘’Tentu pemeriksaan rutin dilakukan. Pengawasan tidak kendur. Tapi untuk diketahui, malaria knowlesi adalah penyakit dari monyet ekor panjang yang digigit nyamuk malaria yang berakibat infeksi protozoa Plasmodium knowlesi. Jadi induk wabah ada di monyetnya. Kita tidak menemukan adanya penularan antar manusia,’’ kata Sabaruddin. (Dzulviqor)