TARAKAN – Aisyah (2), balita penderita hidrosefalus dari Desa Tabur Lestari Kecamatan Seimanggaris Kabupaten Nunukan, meninggal dunia di RS. dr. H. Yusuf, SK kota Tarakan, Minggu (22/5), sekira pukul 21.40 WITA.
Berdasarkan informasi dari salah satu relawan pendamping, Rusmini Hakim, kondisi Aisyah mulai menurun sejak pukul 17.00 WITA.
“Aisyah menjalani operasi pada Kamis (19/5) mulai pukul 08.35 – 13.45 WITA,” ujar Rusmini saat dikonfirmasi.
Pasca operasi, tim medis sudah melakukan upaya maksimal untuk menangani Aisyah, seperti pemasangan inkubator, transfusi darah, dan sejumlah tindakan medis lain.
“Tapi kondisi adik Aisyah daya tahannya menurun, selain itu menurut dokter muncul lagi infeksi paru-paru,” jelasnya.
Ketua Yayasan Mutiara Perbatasan di Seimanggaris ini mengaku sangat tersentuh dan mengambil ibroh/pelajaran besar dari kisah Aisyah.
‘’Si adik selalu tersenyum, itu meninggalkan makna cukup dalam bagi kami yang selalu menginginkan kesembuhannya,’’ kata Rusmini.
Seperti diketahui, Aisyah merupakan penderita hidrosefalus, yang mengalami pembesaran pada bagian kepala.
Balita malang tersebut, lahir dari Ernawati (21), seorang buruh lepas perusahaan Kelapa Sawit PT Nunukan Jaya Lestari (NJL).
Karena kondisi ekonomi keluarga yang serba kekurangan kesehatan Aisyah kurang mendapat perhatian.
Selain itu, ayahnya yang terlibat dugaan pidana pencurian buah sawit juga harus mendekam di penjara.
Dengan kondisi demikian sulit, ibunya terpaksa banting tulang untuk menghidupi keluarga dalam kondisi usia kandungan sekitar lima bulan.
Sebagai informasi,jenazah balita Aisyah akan dimakamkan di Kota Tarakan. (Dzulviqor)