Site icon Kabar Nunukan

Raut Muram Anak TKI di Sebatik: Jembatan Runtuh, Sekolah di Tapal Batas Terancam Lumpuh

NUNUKAN, KN – Puluhan murid Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darul Furqon di Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara, kini harus menunda aktivitas sekolahnya. Banjir meruntuhkan akses satu-satunya menuju sekolah mereka pada Rabu (5/11/2025) malam. Jembatan runtuh Sebatik juga mematikan roda ekonomi masyarakat perbatasan.

​Pemandangan memilukan terlihat keesokan harinya. Anak-anak, yang mayoritas putra-putri Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Malaysia, hanya bisa terduduk lesu di tepi jalan, menatap puing-puing sisa jembatan yang tersebar.

​Kepala Madrasah Ibtidaiyah Darul Furqon, Adnan Lolo, tak bisa menyembunyikan kekecewaan, mendengar dengan jelas mereka menghela napas panjang.

​”Mereka menghela napas sangat dalam karena menyesali keadaan yang mencegah mereka bersekolah. Bagaimana mau ke sekolah, jembatan runtuh. Kasihan anak-anak,” ujar Adnan Lolo, dihubungi pada Kamis (6/11/2025).

​Dampak Kelumpuhan pada Anak TKI dan Petani Sawit (H2)

​Jembatan di Jalan Sinta, Desa Sei Limau, Sebatik Tengah, ini merupakan urat nadi bagi sedikitnya 57 murid dan 9 staf pengajar/administrasi MI Darul Furqon bertugas. Selama ini, para murid meniti jembatan tersebut demi mengejar ilmu di sekolah tapal batas negara.

​Akibat insiden ini, kini kami menghentikan sementara aktivitas belajar mengajar. “Sekolah akan libur terus sampai jembatan diperbaiki. Mau bagaimana lagi, karena itu satu-satunya akses,” tegas Adnan.

​Di sisi lain, jalur ini merupakan sentra petani kelapa sawit yang sangat bergantung pada akses tersebut untuk mengangkut hasil panen. Untuk konteks yang lebih luas, dampak kerusakan infrastruktur serupa seringkali terjadi di wilayah perbatasan.

​Desakan Agar Pemda Alokasikan Dana Tanggap Darurat

​Menanggapi kondisi darurat di tapal batas ini, Anggota DPRD Nunukan, Andre Pratama, langsung mendesak Pemerintah Daerah untuk mengambil langkah cepat. Andre menekankan urgensi perbaikan, mengingat dampak ganda yang ditimbulkan, yakni pendidikan dan ekonomi.

​”Jembatan ini sangat urgen, baik itu untuk anak-anak sekolah maupun perputaran ekonomi masyarakat,” kata Andre.

​Oleh karena itu, ia meminta Dinas Pekerjaan Umum (PU) segera melakukan penanganan. Andre juga menyarankan Bagian Anggaran Pemkab Nunukan segera mengalokasikan anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) untuk membiayai perbaikan jembatan yang ambruk.

​Lebih lanjut, Andre meminta Pemkab Nunukan tidak hanya fokus pada insiden ini, tetapi juga menginventarisasi total dampak cuaca buruk yang belakangan melanda, dan memastikan Pemerintah Daerah segera mengatasi semua kerusakan infrastruktur.

​Untuk memastikan keluhan masyarakat ditindaklanjuti dan perbaikan berjalan optimal, DPRD Nunukan berencana turun langsung ke lapangan.

​”Sementara DPRD akan turun lapangan untuk mendengar langsung keluhan masyarakat, sekaligus mengawasi dan memastikan upaya perbaikan yang dilakukan Pemda Nunukan,” tutup Andre, berharap Pemerintah Daerah dapat bertindak cepat demi pulihnya aktivitas masyarakat perbatasan. (Dzulviqor)

Exit mobile version