NUNUKAN – Komoditi jagung hibrida menjadi peluang bisnis menjanjikan di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara.
Jagung untuk komoditi pakan ternak ini menawarkan keuntungan besar dan patut menjadi idola baru petani Nunukan setelah rumput laut.
Masyarakat bahkan tidak perlu repot jika ingin menjadi petani jagung hibrida. Ada pengusaha dan pengepul yang sekaligus menawarkan modal bagi petani yang berminat.
‘’Jagung itu marketnya banyak, pembelinya ada, kalau mau bisa dimodali. Asal ada lahan dan punya SPPT, itu saja. Jadi dari pada diam di rumah, beli kopi nunggu dibayari teman mari kita bercocok tanam jagung’’ ujar anggota DPRD Nunukan Ahmad Triyadi, Selasa (20/4/2021).
Adi, panggilan akrab pria yang merupakan politisi Hanura ini mengatakan, selama ini petani jagung di Nunukan bisa meraup keuntungan besar dalam setiap hektarnya.
Dari setiap petani yang ia datangi pada saat monitoring maupun saat reses, mayoritas petani jagung puas dengan hasil panen.
Dari modal awal sekitar Rp4,5 juta, hasil panen yang didapat mencapai Rp11 jutaan.
‘’Yang susah dan keluar modal banyak hanya di awalnya saja. Petani harus bersihkan kebun dan menggarap tanahnya. Setelah itu pasti untung’’ katanya.
Saat ini, kata Adi, ada beberapa pengepul dan pemodal yang bisa diajak kerja sama atau bagi hasil, masing-masing Andi Akbar dan Andi Hamzah, keduanya adalah wakil di DPRD Provinsi Kaltara, ada Kanain Kornelis yang juga sebagai legislator DPRD Nunukan, ada Abdi Jauhari, dan Amin Makinun.
‘’Mereka siap mengeluarkan modal. Tapi sebaiknya ada MoU supaya jangan sampai mereka dimodali, tapi dijual ke lain. Karena banyak terjadi begitu. Intinya masyarakat yang punya lahan tidur, mari kita hidupkan. Jagung hibrida menjadi komoditas menjanjikan saat ini dan tidak akan mati’’ katanya. (Dzulviqor)