Site icon Kabar Nunukan

ITB Dorong Ekonomi Desa Srinanti Melalui Inovasi Mocaf dan Pemasaran Digital

NUNUKAN, KN – Tim Pengabdian Masyarakat dari Institut Teknologi Bandung (ITB) telah menyelesaikan program pemberdayaan ekonomi di Desa Srinanti, Kecamatan Sei Menggaris, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, dari 8 hingga 14 Juli 2025.

Program ini berfokus pada revitalisasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal melalui inovasi produk dan strategi pemasaran digital.

Tim Pengabdian ITB dengan Berbagai Keahlian

Dipimpin oleh Dr. Tien Lastini, S.Hut., M.Si, dari Manajemen Sumber Daya Hayati (MSDH), Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH-ITB), tim ini terdiri dari beragam disiplin ilmu. Anggota tim lainnya adalah Dr. Ir. Mia Rosmiati, M.P (MSDH-SITH), Dr. Ir. Rika Alfianny, M.P (Agroteknologi dan Bioproduk – SITH), Dr. Sri Hartati, M.Si (Kewirausahaan dan Manajemen Teknologi – SBM), dan apt. Fitriani Jati Rahmania, S.Farm., Ph.D (Farmasetika).

Dua mahasiswa, Muhammad Fathih Rizieq dan Amanda, turut mendampingi dalam sesi pelatihan dan pendampingan lapangan.

“Kegiatan ini mendorong penguatan ekonomi masyarakat desa melalui pemanfaatan potensi lokal dan penerapan teknologi tepat guna, khususnya di wilayah perbatasan yang selama ini masih menghadapi kendala pengembangan usaha,” jelas Dr. Tien Lastini.

Inovasi Pengolahan Singkong Menjadi Mocaf sebagai Peningkatan Nilai Lokal

Salah satu fokus utama dalam program ini adalah memanfaatkan potensi pertanian besar di Desa Srinanti, yaitu singkong.

Tim ITB menghadirkan inovasi pengolahan singkong menjadi Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour), sebuah alternatif pengganti tepung terigu yang lebih sehat dan serbaguna.

Pelatihan ini tidak hanya berfokus pada produksi tepung mentah, tetapi juga mencakup pengembangan produk turunan mocaf seperti kue dan jajanan olahan, guna meningkatkan nilai jual dan memperluas pasar UMKM setempat.

Mocaf sendiri merupakan tepung singkong yang termodifikasi melalui proses fermentasi.

Berbeda dengan tepung singkong biasa, Mocaf memiliki tekstur lebih halus, aroma singkong yang hilang, dan warna lebih putih.

Masyarakat juga mengenal Mocaf karena kandungan seratnya lebih tinggi dan kemampuannya untuk menggantikan tepung terigu dalam berbagai produk makanan.

Pendampingan Komprehensif dan Strategi Pemasaran Digital

Untuk memastikan keberlanjutan program, tim ITB menyusunnya secara sistematis.

Tahapan program meliputi pengenalan kewirausahaan, pelatihan proses pembuatan tepung mocaf, pengemasan produk, manajemen bisnis, hingga strategi pemasaran digital.

Lebih lanjut, tim juga mengadakan pemotretan produk untuk keperluan branding visual serta demonstrasi pembuatan olahan mocaf agar produk bisa masyarakat pasarkan dalam bentuk yang lebih menarik dan kompetitif.

Pendekatan partisipatif dan berorientasi pada keberlanjutan menjadi kunci, dengan pelatihan dan pendampingan yang tim sesuaikan langsung dengan karakteristik dan kebutuhan masyarakat.

Terbukti, lebih dari 25 warga Desa Srinanti aktif mengikuti kegiatan ini.

“Melalui program ini, ITB ingin memastikan bahwa pelaku UMKM di Desa Srinanti tidak hanya mampu bertahan di tengah persaingan, tetapi juga tumbuh dan berkembang melalui peningkatan kapasitas usaha, efisiensi produksi, perluasan akses pasar, serta penguasaan strategi digital marketing,” tegas Dr. Tien Lastini.

Harapan Keberlanjutan dari Pemerintah Desa Srinanti

Program ini mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Desa Srinanti.

“Harapan kami programnya tidak berhenti sampai di sini, karena desa kami masih perlu bimbingan dan pendampingan untuk perkembangan dan kemajuan desa kami,” ujar Ibu Endang, Sekretaris Desa Srinanti.

Ia berharap program sejenis dapat berlanjut secara berkelanjutan dan dikembangkan ke desa-desa lain dengan potensi serupa. (Dzulviqor)

Exit mobile version