Site icon Kabar Nunukan

Harapan Warga Transmigran di SP 5 Sebakis, Untuk Mendapatkan Layanan Kesehatan Yang Layak

NUNUKAN – Warga transmigran di Satuan Pemukiman (SP) 5, Sebakis, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mengeluhkan nihilnya fasilitas kesehatan di wilayah mereka, yang terjadi sejak 2013 lalu.

Dampaknya, untuk dapat mengakses layanan kesehatan yang memadai, warga di sana harus menempuh jarak yang cukup jauh.

‘’Susahnya kami disini kalau sakit, mau berobat bingung. Ada Pustu tapi tidak ada petugasnya. Malah Pustu yang lama sampai roboh karena tidak pernah dipakai,’’ ujar salah satu transmigran SP 5 Sebakis, Budi Gunandi Sadikin, Rabu (26/7/2023).

Saat ini, istri Budi Gunandi, sedang hamil dengan usia kandungan delapan bulan.

Kondisi tersebut, semakin memprihatinkan manakala istrinya mengeluhkan sakit di bagian kepala, pinggul dan juga pinggang.

Tak jarang, saat menahan sakit, istrinya hanya bisa berteriak mengaduh, dan menjadi keprihatinan warga sekitar.

‘’Saya kepingin bawa istri ke Puskesmas di desa sebelah, tapi jalannya hancur sekali kalau habis hujan. Gak berani ambil risiko saya, khawatir nanti bagaimana janinnya dengan kondisi istri hamil besar begini,’’ tuturnya.

‘’Disini ada bangunan Pustu baru yang sama besar dengan yang roboh itu. Tapi buat apa ada bangunannya, tapi gak ada petugasnya,’’ tambahnya.

Budi mengatakan, awal dirinya menginjakkan kaki di wilayah transmigrasi SP 5 Sebakis, bersama sekitar lebih 200 KK lainnya, masih ada petugas medis yang menempati Pustu.

Sayangnya hal tersebut hanya berlangsung satu atau dua tahun saja, setelahnya, tidak pernah ada lagi petugas medis, bahkan sampai bangunan pustunya roboh.

‘’Kami semua disini berharap Pemerintah Daerah melalui Dinas Kesehatan mengutus utusannya dan ditempatkan di Pustu. Kan fasilitas bangunannya sudah ada, kasihan warga sini, sudah ada dua bayi meninggal karena dilahirkan tanpa bantuan petugas kesehatan,’’ kata Budi Gunandi.

Jawaban Dinkes Nunukan

Plt Dinas Kesehatan Nunukan, Miskia, tidak membantah kalau di wilayah transmigrasi SP 5 Sebakis, belum ada petugas medis.

Padahal, wilayah yang merupakan pulau terpisah dari daratan Nunukan ini, secara administrasi masuk di wilayah Kecamatan Nunukan Barat.

‘’Memang ada bangunan pustu di wilayah itu (SP 5), tapi bukan bangunan pemerintah. Data dua Pustu itu, tidak terdaftar di kami,’’ ujarnya ditemui, Rabu (26/7/2023).

Miskia juga mengatakan, tidak ada laporan masuk terkait adanya ibu hamil maupun kematian bayi di SP 5 Sebakis.

‘’Ada Puskesmas di desa sebelahnya. Memang jaraknya sekitar dua jam, dan jalanannya susah,’’ akunya.

Miskia juga membenarkan, bahwa rentang jarak dan kendala akses menuju SP 5 Sebakis, diduga menjadi penyebab nihilnya laporan keberadaan wanita hamil, maupun data kematian bayi, di wilayah ini.

‘’Ini kedepan menjadi bahan evaluasi kami. Selanjutnya kita akan usahakan ada penempatan tenaga medis disana. Kita ada 108 PPPK Nakes dan nanti bisa beberapa kita tugaskan kesana. Tapi seharusnya Kadesnya melaporkan kondisi seperti ini ke kami agar bisa terkontrol,’’ jawabnya. (Dzulviqor)

Exit mobile version