NUNUKAN – Awal 2021, kepala Sekolah SMPN 2 Nunukan Kalimantan Utara, Gumolung Bonte purna tugas.
Salah satu guru senior nan kharismatik yang dimiliki kabupaten dengan slogan Penekindi Debaya inipun tak lagi berkecimpung dalam dunia pendidikan.
Gumolung Bonte sudah puluhan tahun mengabdi sebagai guru di Nunukan, ia membaktikan diri dengan menyumbangkan ilmunya mencerdaskan anak-anak di perbatasan RI – Malaysia ini.
‘’Beliau adalah salah satu legenda dunia pendidikan Nunukan, beliau satu generasi dengan Husin Manu yang telah almarhum, jadi kita semua sangat-sangat kehilangan,’’ujar Kepala Dinas Pendidikan Nunukan H.Junaedi, S.H., Sabtu (27/2/2021).
Bagi Junaedi, Gumolung Bonte adalah seorang guru panutan, kiprahnya yang sepi dari masalah, membuktikan kualitasnya, semua tugas yang diberikan bisa dirampungkan tanpa banyak bertanya.
‘’Mencari sosok seperti beliau tentu tidak mudah, kami dari lubuk hati terdalam, hanya bisa mengucap terima kasih atas pengabdian mulia yang dilakukan, semoga di masa pensiunnya, gagasan dan ide masih beliau sumbangkan bagi kami yang mencoba meneruskan perjuangannya,’’lanjut Junaedi.
Cincin emas sebagai cindera mata yang penuh filosofi.
Dalam acara perpisahan yang digelar para guru di SMPN 2 Nunukan, terlihat suasana haru dan khidmat.
Di mata para guru, Gumolung Bonte adalah sosok tegas dan berdedikasi, beliau adalah orang yang berkarakter dan berjiwa pemimpin dan motivator.
‘’Bicara pak Bonte, itu paket lengkap, dia panutan kami, dia pembimbing juga penuh inspirasi,’’ujar Plt. Kepala Sekolah SMPN 2 Nunukan Arbain.
Untuk mengenang jasa dan perjuangan Gumolung Bonte, para guru SMPN 2 Nunukan memberikan sejumlah cindera mata.
Ada foto kebersamaan, ada plakat, ada juga kado dari OSIS sebagai perwakilan murid di sekolah tersebut berucap terima kasih.
Yang paling menarik adalah sebuah kado kecil dalam kotak berbentuk hati, yang ternyata sebuah cincin.
‘’Pemberian cincin adalah tradisi kami para guru di SMPN 2 Nunukan, itu hasil urunan semua guru dan pegawai di sekolah kami,’’lanjutnya.
Cincin emas, kata Arbain, melambangkan sebuah kemurnian.
Semua yang ada di SMPN 2 Nunukan sangat mencintai dan menyayangi Gumolung Bonte dengan tulus.
Sementara cincin, adalah bentuk ikatan persaudaraan, meski kini sudah tidak lagi menjabat sebagai kepala sekolah, silaturahmi dan kekerabatan yang selama ini terjalin tidak boleh hilang.
‘’Saya mengemban tugas berat untuk menggantikan beliau, saya akan mencoba sekuat tenaga untuk pembenahan dan peningkatan mutu, saya tetap akan mohon petunjuk dan bimbingan beliau,’’kata Arbain. (Dzulviqor)