Site icon Kabar Nunukan

Gending dan Kesenian Tradisional Jawa, Ditampilkan dalam Program Indonesia Bugar Menuju 2045 di Perbatasan RI – Malaysia

NUNUKAN – Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) mengajak masyarakat Indonesia yang berada di Kabupaten Nunukan, bergerak dengan berolah raga menuju Indonesia Bugar 2045 sesuai dengan konsep aktual Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).

Dalam implementasi ajakan Kemenpora, grup seni tari/senam ‘’Gugur Gunung” hadir dengan keunikan gerakannya, diiringi tetabuhan gending dan langgam jawa klasik yang ditampilkan di alun alun Nunukan, Minggu (18/12/2022).

Inovator dan Pembina grup senam tari Gugur Gunung perbatasan Inah Anggraini, mengatakan, penampilan senam dengan identitas etnis budaya jawa, ditampilkan dengan banyak filosofi dan pesan sosial dan budaya.

‘’Kita ingin melestarikan salah satu budaya Indonesia di Perbatasan RI – Malaysia. Kita semua tahu, Negara tetangga sempat mengklaim salah satu budaya reog Ponorogo sebagai budaya mereka. Intinya, ini merupakan penegasan kekayaan bangsa Indonesia dan edukasi bagi generasi milenial di perbatasan RI – Malaysia,’’ ujarnya.

Meski senam tersebut identik dengan etnis Jawa, namun peserta didalamnya diikuti berbagai etnis di Kabupaten Nunukan. Ada suku Bugis, Toraja, Timur, Dayak, dan lainnya.

‘’Sambil melestarikan budaya Jawa, kita juga memperlihatkan khazanah budaya lain. Yaitu guyub rukun sebagaimana perlambang dan semboyan Negara, Bhinneka Tunggal Ika,’’ tegasnya.

Grup seni Tari Senam budaya ‘’Gugur Gunung’’ ini dilatih secara intens oleh Sri Utami Ningsih dan Fitriani.

Inah Anggraini melanjutkan, penegasan identitas dan budaya, menjadi perkara penting ditengah gempuran teknologi, dan gadget, yang seakan menjauhkan generasi bangsa dari budayanya.

Anak-anak milenial, jauh lebih mengenal budaya bangsa lain, ketimbang budayanya sendiri. Bahkan tidak bisa dibantah, anak-anak Nunukan banyak yang tidak mengenal bahasa suku sendiri.

‘’Ini menjadi perhatian saya sebagai anggota DPRD NUNUKAN, komisi 2 membidangi seni budaya. Kita bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporpar) Nunukan, untuk pelestarian budaya lewat senam sehat ini,’’ lanjutnya.

Inah Anggraini berpesan, agar generasi muda lebih mengenal tradisi, asal usulnya dan budaya bangsa , harus menjadi motivator dan bangga memiliki budaya, adat istiadat dan tradisi yang merupakan kekayaan bangsa tak ternilai.

Selain itu, ada pesan yang ditampilkan dalam gelaran senam sehat kali ini,adanya sejumlah orang dengan dandanan Punakawan dan memimpin gerakan senam, menyiratkan pesan tersendiri.

Tokoh pewayangan Punakawan dengan segala linuwihnya, lebih memilih membaur dengan rakyat jelata.

Mereka bertindak tanduk sebagaimana umumnya rakyat, tanpa mengagungkan kelebihan dan kemampuan sebenarnya demi keharmonisan.

Keagungan dan kehormatan Punakawan luruh ketika membaur dengan rakyat jelata, sehingga mereka bisa lebih peka dan mudah memahami kebutuhan rakyat.

‘’Ada pesan yang kita bagi ke masyarakat Nunukan. Seperti filosofi gending Gugur Gunung yang artinya apapun pekerjaan atau kesulitan yang kita alami, jika dikerjakan dengan bersama sama, gotong royong dengan semangat persatuan, kesulitan akan teratasi menjadi ringan dan gugur dengan sendirinya,’’ kata Inah Anggraini. (Dzulviqor)

Exit mobile version