Site icon Kabar Nunukan

Cerita Jamaah Haji Nunukan Berangkat Menggunakan Visa Amil, Diusir Jamaah Lain dan Menunaikan Rukun Haji di Jalanan

NUNUKAN – Jamaah haji asal Nunukan, Kalimantan Utara, Haji Suparman dan Istrinya Hajah Adnjana menggelar tasyakuran sebagai rasa syukur atas kepulangannya kembali ke tanah air, pasca menunaikan ibadah haji di Makkah Al Mukarromah.

Pasangan suami istri yang berhaji dengan visa amil ini menyatakan suka cita, telah menjalankan rukun islam ke lima dengan lancar.

‘’Saya ini tidak tahu macam macam visa begitu. Istri saya yang mendaftar haji, dan yang penting berangkat haji menunaikan rukun Islam ke lima,’’ ujarnya, ditemui Sabtu (15/7/2023).

H. Suparman menuturkan, untuk berangkat haji dengan visa amil, ia dan istrinya membayar Rp. 628 juta ke Travel PT Aliston.

Kata dia, tidak ada masalah dalam keberangkatannya dari tanah air, namun ketika sampai Jeddah, rombongan yang terdiri dari 32 orang ini, sempat diperiksa dan dikenakan denda uang tunai.

‘’Rombongan kami tidak menggunakan baju ihrom waktu itu, dan saat dicek petugas Saudi, visanya amil. Kena dam (denda) kami semua, sekitar Rp. 2 jutaan per orang,’’ tuturnya.

Setelah urusan tersebut selesai, mereka akhirnya menuju hotel dan lanjut melakukan peribadatan, layaknya para jamaah haji dengan visa legal lainnya.

Hanya saja, rombongan dari sejumlah kota di Nusantara, masing masing, Nunukan, Jombang, Trenggalek, dan Kediri ini, tidak menempati tenda sebagaimana rombongan haji umumnya.

‘’Sempat kami menempati tenda, tapi diusir karena memang bukan tenda punya rombongan haji kami. Kami melakukan ibadah haji itu di jalanan. Alasnya cuma kardus, panasnya luar biasa, sampai berkali kali siram air mineral ke kepala,’’ lanjutnya.

Kondisi tersebut, selalu terjadi, bahkan ketika rombongannya mencoba ikut berteduh di pohon kecil yang ada di pinggir jalan, lagi – lagi mereka diusir oleh jamaah lain.

‘’Kami tuh terpaksa berhaji dengan pencar pencar. Tidak ngumpul kayak haji haji lain yang satu rombongan. Cari tempat neduh masing-masing karena cuacanya panas sekali,’’ imbuhnya.

Demikian halnya saat rombongannya selesai menjalankan haji dan akan p kembali ke Indonesia. Mereka tidak bisa pulang bersamaan dalam satu rombongan. Melainkan dibagi dalam beberapa rombongan, dan dipulangkan dalam hari atau waktu yang berbeda-beda.

‘’Pulangnya itu sedikit sedikit. Pertama empat orang di pesawat ini, rombongan kedua empat orang lagi di pesawat lain dan seterusnya. Harinya juga beda beda, termasuk jalurnya muter muter dan kaki sampe bengkak kelamaan di pesawat. Saya pulang itu, jalurnya dari Jedfah, terus ke Korea, Singapura, Jakarta, Balikpapan, baru Tarakan. setelah itu naik speed ke Nunukan,’’ katanya lagi.

‘’Saya bersyukur bisa berhaji dengan lancar meski ada pengalaman tidak enaknya. Kalau ditanya apakah menyesal, ya tidak, karena saya bisa berhaji, dan bisa berbagi pengalaman saya,’’ kata dia.

Terpisah, CEO PT Aliston, Fatichotun Nayiroh, tidak membantah memberangkatkan jamaah haji dengan visa amil. Hanya saja, yang harus dicatat, kata wanita yang akrab dipanggil Ayik ini, visa amil yang digunakan adalah visa amil ekspatriat.

‘’Ada undang undang dan tatanannya di Kerajaan Arab Saudi, visa ekspatriat silahkan dipake haji, boleh itu. Progresnya, visa amil juga ada bonus umrohnya. Jangan dilihat visa amilnya tok. Ini visa amil ekspatriat ya yang kita bahas,’’ jelasnya saat dikonfirmasi.

Adapun terkait cerita jamaah haji Nunukan, Kaltara yang memiliki pengalaman tidak mengenakkan saat wukuf, Ayik menegaskan, pengalaman tersebut terjadi akibat cuaca panas yang melanda tanah suci, dan juga beberapa kendala tekhnis di sejumlah fasilitas haji di Mekkah.

Pengalaman-pengalaman tersebut, lanjutnya, juga dialami para jamaah haji lain.

‘’Kalau kesannya ada penelantaran, kami tidak mungkin melakukan itu. Semua fasilitas kami berikan lengkap. Semua terdokumentasikan, dan kami siap membuktikan, dan akan bertanggung jawab penuh jika memang terjadi,’’ tegasnya.

Selain itu, Ayik juga memastikan para jamaah haji yang diberangkatkan PT Aliston, menjalankan seluruh ritual haji secara kaffah atau sempurna. Mulai ihram, wukuf, tawaf, jumroh dan lainnya.

Sedangkan terkait proses pemulangan yang juga bermasalah, Ayik menjawab, ada hal tekhnis di Saudi yang menyebabkan tiket awal para jamaah hangus, dan harus mengurus tiket baru.

Hal itu pun telah dikomunikasikan dengan para jamaah. PT Aliston bahkan menawarkan agar jamaah memilih mau transit atau langsung.

‘’Kami tegaskan, PT Aliston bukan perusahaan kemarin sore. Semua kegiatan bisa dipertanggung jawabkan. Kalau sampai ada jamaah yang tidak melaksanakan haji secara sempurna, tahun depan, kita berangkatkan lagi sebagai tanggung jawab kami,’’ tutup Ayik. (Dzulviqor)

Exit mobile version