NUNUKAN – Buaya semakin sering muncul ke permukaan sungai, bahkan naik ke sejumlah penjemuran rumput laut, di Mamolok, Nunukan, Kalimantan Utara, dan memicu keresahan warga setempat.
“Petani rumput laut Mamolok itu selalu bekerja berdampingan dengan buaya. Jadi sementara kami menggesek (mencuci) tali bentang rumput laut, buaya hilir mudik,” ujar salah seorang pengusaha rumput laut Mamolok, Kamaruddin, Kamis (23/8/2024).
Ia melanjutkan, masyarakat Mamolok, sudah lama hidup berdampingan dengan buaya.
Meski beberapa kali ada korban gigitan buaya dan ada peristiwa anak kecil tewas akibat serangan buaya, masalah ini belum ada solusi.
“Dulu sempat ada wacana penangkaran buaya di Binusan. Tapi sampai hari ini tidak ada realisasinya. Bahkan warga sempat membuat surat terbuka juga, tidak juga ada solusi,” sesal Kamaruddin.
Saking banyaknya, ukuran buaya kecil sampai besar, bisa dilihat di perairan Mamolok.
Merasa tidak ada yang mengusik, buaya buaya tersebut semakin berani, bahkan sering naik ke lantai jemur rumput laut, yang tentunya semakin menjadi ancaman keselamatan warga.
“Harga rumput laut Nunukan murah di angka Rp. 10.000, harus bertaruh nyawa pulak. Kita bingung mau mengadu kemana terhadap kondisi ini,” kata Kamaruddin. (Dzulviqor)