Site icon Kabar Nunukan

Beronjong dan Turab Akan Dibangun Sebagai Langkah BWS Untuk Solusi Longsor di Desa Atap

NUNUKAN – Tim survei yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas PU, Kabupaten Nunukan dan Provinsi Kaltara, masih melakukan pendampingan terhadap petugas Balai Wilayah Sungai (BWS), untuk memetakan dan memitigasi longsor yang terus menggerus Desa Atap, Kecamatan Sembakun.

Kepala BPBD Nunukan, Budiman Arifin, mengatakan, sejauh ini, pendataan masih berlangsung, sehingga berapa luasan longsor, ataupun dampak keseluruhan, belum bisa dipublikasi.

‘’Dari hasil rapat bersama BWS, rencana jangka pendeknya akan dibangun beronjong untuk sementara menahan laju longsoran akibat abrasi sungai. Jangka panjang bakal dibuat turab. Tapi itu butuh waktu kalau turab, karena butuh biaya besar,’’ ujarnya, pada Jumat (24/11/2023) lalu.

Kata dia, terdapat sejumlah dapur rumah warga, yang terdampak longsor.

Selain itu, abrasi sungai juga mulai mendekati jalan aspal yang menjadi akses satu satunya warga Desa Atap dalam perputaran ekonomi dan hubungan sosial.

‘’Tim perencanaan dari BWS masih melakukan pemetaan. Mereka masih berhitung berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan antisipasi seperti apa yang bisa menjadi solusinya,’’ imbuhnya.

Budiman mengakui, BPBD Nunukan sudah pernah melakukan survei longsor di Desa Atap beberapa kali.

Hasilnya telah disampaikan pada pemerintah provinsi, untuk ditindaklanjuti. Namun proposal yang diajukan belum mendapat respons.

‘’Terus terang kasusnya sudah pernah kami laporkan. Kan BPBD Nunukan tidak memiliki kewenangan untuk DAS (Daerah Aliran Sungai), sehingga upaya yang dilakukan adalah mengirim laporan ke instansi yang memiliki kewenangan,’’ kata dia.

Saat ini, harapan warga Desa Atap sudah mulai ada titik terang. BWS sudah turun ke lapangan, melakukan pemetaan dan mitigasi.

‘’Semoga segera teratasi masalah longsor ini. Karena memang daerah ini adalah wilayah rawan banjir, dan imbasnya tentu menjadi persoalan bersama,’’kata Budiman.

Diberitakan, warga Desa Atap Kecamatan Sembakung, Nunukan, Kalimantan Utara, meluapkan kebingungan dan kekecewaan mereka terhadap pemerintah yang tak kunjung memberikan tanggapan atas longsor yang terus menggerus pemukiman dan memakan badan jalan.

Terhitung sudah ada sekitar 10 rumah warga yang ambruk dan 1 rumah wallet yang jatuh ke sungai, akibat musibah tersebut.

Akses ekonomi satu satunya yang menghubungkan Desa Atap, Desa Lubakan dan Desa Manuk Bungkul, terancam terputus akibat longsor.

Permasalahan ini, sudah berkali kali disampaikan dalam Musrenbang. Bahkan sejak 5 tahun lalu.

Namun entah mengapa, usulan tersebut tak kunjung ada respon. Di tengah penantian panjang tanpa kepastian tersebut, warga yang putus asa, akhirnya membuat video dengan membaca sebuah surat protes dengan judul ‘Surat Kaleng Untuk Tuhan’.

Bahasa penuh harapan dan sindiran atas diamnya pengambil kebijakan tersebut, divideokan dan menjadi viral. (Dzulviqor)

Exit mobile version