NUNUKAN – Kelompok Tani Pancang Cerah di Sebatik Utara, Nunukan, Kalimantan Utara, menjadi salah satu contoh kelompok tani yang berhasil mengelola bantuan Pemprov Kaltara, untuk kemandirian pangan.
Sejak diberi bantuan 1000 ekor ayam petelur pada 2022 lalu, dan ditambah 1000 ekor lagi pada 2023, kelompok tani Pancang Cerah, kini memiliki omset Rp. 40 juta per bulan.
‘’Dulu awalnya coba-coba, dan kebetulan ada beberapa anggota kelompok kami yang pernah sepuluh tahun bekerja di peternakan ayam di Malaysia. Kita beranikan diri mengajukan bantuan, dan akhirnya kami bisa mandiri sekarang,’’ ujar salah satu punggawa Kelompok Tani Pancang Cerah, Usman Makulawu, ditemui, Kamis (11/7/2024).
Pengalaman beternak ayam petelur di Malaysia, menjadi berkah tersendiri.
Kemampuan memelihara anak ayam hingga menjadi ayam petelur berusia 6 bulan, kini mampu menutup kebutuhan telur ayam warga Sebatik Utara.
Selama ini, warga Sebatik, membeli telur ayam yang didatangkan dari Sulawesi Selatan dan Tawau, Malaysia.
‘’Dan keluhan warga Sebatik waktu itu, banyak telur yang busuk. Kita memberanikan diri meminta bantuan saat ada reses Wakil Ketua DPRD Kaltara, Bapak Andi Akbar. Dan inilah hasilnya sekarang. Bisa dilihat, kalau bantuan beliau sangat bermanfaat bagi warga Sebatik Utara,’’ katanya lagi
Sejak ada telur dari peternakan lokal, masyarakat mulai beralih ke telur dalam negeri.
Selain harganya lebih murah, telur lokal jauh lebih fresh ketimbang telur telur yang didatangkan dari luar pulau.
‘’Sekarang, memang belum mampu mencukupi Pulau Sebatik. Tapi untuk Sebatik Utara, bisa dikatakan terpenuhi. Kita bersaing dengan telur Malaysia. Kalau telur Malaysia, sekarang Rp 57.000 per rak, telur lokal Rp 55.000, dan jauh lebih segar,’’ kata Usman.
Kendala yang dikeluhkan peternak, hanya menyangkut pakan. Karena kalau untuk membeli pakan dari Tawau, Malaysia, peternak harus merogoh kocek lebih Rp. 600.000 per karung.
Sementara jika dari Sulsel, peternak cukup membayar harga sekitar Rp. 450.000.
Nantinya, konsentrat tersebut akan dicampur dengan jagung, atau kepala ikan bilis yang menjadi nutrisi tambahan bagi ayam petelur mereka.
Masih kata Usman, 2000 ekor ayam petelur tersebut menghasilkan sekitar 50 hingga 55 rak telur per hari.
Jika menghitung penghasilan, kelompok tani Pancang Cerah, meraup omset rata rata Rp 2 juta per hari, dari hasil penjualan telur.
Kotoran ayam yang dihasilkan juga ternyata bernilai rupiah. Para petani kelapa sawit, petani sayur dan petani buah, biasanya memesan kotoran ayam untuk pupuk kompos.
‘’Kita jual kotoran ayam dengan harga Rp 40.000 per karung. Biasanya sebulan kita menjual sampai 500 karung kotoran ayam. Jadi kalau ditanya omset, kita bisa mendapat Rp 40 juta per bulan, dari telur dan kotoran ayam,’’ kata Usman lagi.
Kelompok tani Pancang Cerah juga sudah memiliki mobil pikap, hasil dari usaha mereka.
Mobil tersebut, digunakan untuk mengambil pakan, mengirim pupuk, maupun membawa telur hasil panen, keluar dari lahan setengah hektar dengan dua unit kandang ayam, yang setiap kandangnya berukuran 4×50 meter tersebut.
Biasanya, kata Usman, ayam petelur hanya berumur produktif selama 2,5 tahun.
Peternak akan menunggu hari raya untuk menjual ayam petelur yang sudah tidak produktif, dan menggantinya dengan bibit baru.
‘’Alhamdulillah, kami sangat terbantu dengan adanya bantuan ini. Beberapa kali kami dikunjungi oleh Dinas Peternakan juga Wakil Ketua DPRD Kaltara, Pak Andi Akbar. Dan kami dinyatakan sudah mandiri, dan layak menjadi percontohan,’’ kata Usman. (Dzulviqor)