NUNUKAN – Musim kekeringan dan kemarau akibat iklim El Nino, di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, memasuki bulan keempat.
Kekeringan dan krisis air bersih yang terjadi sejak Desember 2023, diprediksi sampai akhir Mei 2025.
Kabupaten Nunukan, juga sudah masuk dalam salah satu wilayah yang ditetapkan sebagai tanggap darurat bencana hydrometeorologi.
‘’Dengan status tersebut, BNPB memberikan alokasi bantuan Rp 250 juta, untuk digunakan sebagai bantuan bagi masyarakat terdampak,’’ ujar Kasubdit Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, Mulyadi, Senin (4/3/2024).
Dia menyebut, BPBD Nunukan bersama PDAM, mulai membagikan air bersih keliling kepada warga.
Pembagian dilakukan secara menyeluruh, khususnya warga masyarakat yang benar benar kesulitan air bersih dan jauh dari jangkauan.
‘’Pembagian airnya diutamakan kepada warga yang sangat membutuhkan air dan belum mendapatkan pelayanan PDAM, juga belum masuk di jadwal pelayanan air gratis dari PDAM,’’ jelas Mulyadi.
Selain bagi bagi air bersih keliling, BPBD juga memberikan bantuan sembako kepada warga terdampak di pelosok pedesaan, di luar Pulau Nunukan.
Seperti Pulau Sebatik, Sebuku, Sembakung, Lumbis dan Dataran Tinggi Krayan.
Ditegaskan Mulyadi, kondisi kekeringan yang terjadi, berimbas pada mengeringnya embung penampung air baku PDAM, sehingga kebijakan distribusi air bersih bergilir sudah dilakukan jauh jauh hari.
Bahkan Sungai Sembakung, yang setiap tahun menjadi perhatian Pemkab Nunukan karena selalu mengakibatkan banjir kiriman dari Malaysia, kondisinya juga menyusut.
‘’BPBD Nunukan sudah mengeluarkan warning bagi warga yang tinggal di bantaran Sungai Sembakung. Lebih waspada dengan banjir bah ketika hujan turun. Kita prediksi banjir akan lebih besar, sehingga kita minta warga tidak mengendurkan kewaspadaan,’’ tegasnya.
Terjadi 12 kali kebakaran di Sepanjang Januari – Februari 2024.
BPBD mencatat terjadi 12 kali kebakaran lahan, baik di Nunukan Kota, maupun daerah pelosok perbatasan RI, periode Januari – Februari 2024.
Dengan luasan lahan yang terbakar, sekitar 21,55 Ha.
‘’Kebakaran terjadi akibat panasnya cuaca dan factor kesengajaan. Mohon pengertian warga agar tidak membuka lahan dengan membakar. Dan mari berdo’a agar hujan segera turun, supaya kekeringan segera teratasi,’’ kata Mulyadi. (Dzulviqor)